Lapak Sepatu di Jalan Kembang Sepatu
“Bu,
foto bu ……….”.
Wah
baru kali ini saya bertemu pemilik lapak yang meminta difoto. Umumnya salah
tingkah atau enggan tampil di kamera. Kesempatan langka ini tentu saja saya
gunakan sebaik-baiknya. Ini dia foto pemilik lapak yang bersama pemilik
lainnya, pak Eli, pak Dadan, pak Abut, pak Abas, pak Eman menjual sepatu bekas
di sepanjang jalan Kembang Sepatu.
Seberapa
besar peranan lapak pak Umar cs dalam mengurangi sampah? Untuk kota sebesar
Kota Bandung tentu saja kontribusinya sangat besar. Mereka yang membutuhkan
rupiah bisa meloak sepatunya disini, dilain pihak yang pas-pasan uangnya bisa
membeli sepatu yang diperlukan dengan harga miring. Ujung dari proses tersebut
merupakan manfaat reuse (menggunakan ulang, bagian dari 3 R), yang tidak
disadari pelakunya.
Beberapa
peranan reuse sering diplesetkan, misalnya praktek barang Cimol yang marak
terjadi di kota Bandung. Cimol singkatan dari Cibadak Mall, merupakan barang
bekas yang diimpor dari luar Indonesia dan dulu dijual disepanjang jalan
Cibadak Kota Bandung. Begitu terkenalnya, hingga dinamakan Cimol, akronim yang
mengandung sarkasme karena bukan hanya kaum proletar yang gemar belanja di
Cimol tapi juga pemilik kendaraan roda empat yang termehek-mehek barang buatan
Korea walaupun bekas pakai.
Tidak
heran barang Cimol pernah merajai tidak hanya area jalan Cibadak, tapi juga
masuk ke pertokoan bergengsi di jalan Asia Afrika Kota Bandung. Hingga akhirnya
pemerintah kota memindahkan dan melokalisir ke pasar Gedebage Bandung. Secara
temporer, penjual barang Cimol memenuhi Gasibu di hari Minggu dan Pusdai di
hari Jumat.
Keberadaan
barang Cimol tentu saja mencederai usaha meminimalisir sampah. Lha kita sedang
mengurangi sampah dengan beragam cara, kok ini malah mengimpor sampah.
Apapun
alasannya, sampah dari luar wilayah Indonesia sebisa mungkin ya jangan masuk.
Jika diperinci beberapa alasan menolak barang Cimol yaitu:
- Kemungkinan besar banyak kuman penyakit asing yang menempel pada barang bekas dari luar wilayah Indonesia, baik penyakit kulit atau penyakit lainnya. Mirisnya tidak ada instansi yang menjamin karena masuknya barang merupakan perbuatan illegal.
- Membunuh daya saing sektor industry tekstil karena harganya yang murah. Sektor industry tekstil dalam negeri yang mengandung biaya tinggi tentu saja tidak dapat bersaing dengan harga barang bekas yang mencoba naik daun dengan perubahan lifestyle ini.
- Membunuh daya saing penjualan barang bekas dalam neger yang nyata-nyata berkontribusi dalam mengurangi produksi sampah dalam negeri.
- Yang terpenting tentu saja, Indonesia kok menambah sampah dari luar negeri? Dengan daya dukung terbatas sungguh tidak bijaksana menambah sampah yang belum ditemukan solusi cerdasnya hingga kini.
Waduh
ulasan kita kok merembet ke barang Cimol ya? Masalahnya keberadaan barang Cimol
mengganggu kegiatan reuse yang berlangsung di lapak seperti milik pak Umar.
Pembeli barang bekas lebih memilih membeli barang bekas di Gedebage karena
banyak ragamnya dibanding ke jalan Kembang Sepatu. Sehingga apa boleh buat,
pemilik lapak menjual barang baru, persis seperti yang terjadi di unit usaha
Rangkas, B&B dan Babe, dan proses reuse-pun terancam.
Bagaimanapun
kita tetap bisa berkontribusi dalam kegiatan meminimalisir sampah ini. Baik
dengan menjual barang bekas pakai maupun membeli barang bekas yang diperlukan
khususnya sepatu di lapak sepatu bekas jalan Kembang Sepatu. Buka sejak pukul
06.00 hingga jam 22.00, jajaran lapak ini telah eksis puluhan tahunm silam.
Penasaran? Silakan datang dan berbincang dengan pemilik lapak yang ramah-ramah
ini ^_^
2 komentar
Barang bekasnya itu seperti apa saja ya mbak? Klo dulu di Makassar, saya taunya ada bursa cakar gitu.. kalau gak salah kepanjangannya "Cap Karung". Disana yg dijual pakaian2 (yg sepertinya bekas) dari luar negeri... banyak jg sih peminatnya...
BalasHapusbanyak jenisnya, mulai dari baju, sepatu, tas, hingga baju dalam yang dibuang (sampah) di luar Indonesia. Sampah tsb harusnya diproses/dihancurkan tapi malah diselundupkan ke Indonesia.
BalasHapusIya, banyak diminati, malah dijadikan lifestyle karena modelnya ala-ala korea gitu deh :) ...... walau namanya juga sampah ya banyak yang sobek :(