• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah




Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro)


Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat”

Harus dipisah karena berbeda tema, dan sesungguhnya menyenangkan sekali jika suatu tempat memiliki rumah kompos seperti yang dimiliki RW 02 RT 02 Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani , Kota Bandung ini.

Seperti diketahui sekitar 60 – 70 persen sampah perkotaan merupakan sampah organik. Ditambah sampah sisa berkebun (urban farming) , klop sudah kebutuhan tersebut.
Pak Iyus, ketua RW 02 dan pak Rambat, penanggung jawab rumah kompos komunal di Antapani bercerita bahwa mereka berdua aktif menggerakkan warga untuk melakukan penghijauan dan penggunaan kompos agar hasilnya maksimal. “Ini tangan bapak sampai kasar-kasar begini.”

Sesungguhnya kegiatan pengomposan tidak perlu mengorbankan tangannya jika telah mengetahui tahap tahap pengomposan yang benar. Hasil komposnya juga tidak berbau menyengat seperti yang saya lihat ketika pak Rambat membuka tutup komposter. Apalagi jika pak Rambat mau menyampurnya dengan mikro organisme lokal (MOL). 

tampak isi komposter (dok Maria G. Soemitro)


Ada cara lain yang lebih mudah yaitu menambahkan tanah, agar tidak bau. Cara kuno yang biasa dipakai orang tua jaman dulu, menutupi atau memendam kotoran hewan/bangkai dalam tanah. Cara tersebut bisa juga dipraktekkan dalam pengomposan untuk membantu warga kota yang umumnya enggan menghirup bau menyengat. Warga kota harus akrab dan bertanggung jawab pada sampahnya karena itu harus dicari solusi.
Solusi lainnya menggunakan sisa buah-buahan sebagai campuran pengomposan. Sampah yang masuk dalam keranjang takakura akan berbau jeruk jika kita masukkan sampah jeruk. Bau durian jika ……, ah komposter komunal besar ini bisa menampung kulit durian asalkan dipotong- potong terlebih dahulu.

Berbicara menganai buah-buahan, saya mendapat suguhan rambutan yang enggan saya ambil karena tas saya pernah berisi kawanan semut ketika membawa beberapa buah untuk oleh-oleh. 

Pak Iyus juga bercerita, acap mengirim sukun dalam karung, sebagai hasil panen pohon sukun yang ditanam kurang lebih 5-10 tahun yang lalu. Menyenangkan bukan?

Selain komposter dan takakura, daerah Antapani juga telah membuat lubang biopori yang konon berjumlah 1.000 buah sehingga area tersebut tak pernah terendam banjir jika hujan turun deras. Sayangnya saya perhatikan biopori tertutup kerikil dan air disekitarnya menggenang, pertanda biopori tidak berfungsi maksimal.
lubang resapan biopori yang tersumbat (dok. Maria G. Soemitro)

Sesuai kebijakan baru, RW 02 mendapat 4 biodigester untuk mengolah sampah menjadi gas metan. Fungsinya selain mereduksi sampah organik juga dirasakan manfaatnya untuk memasak sehingga diharapkan pengelolaan sampah organik berkelanjutan.

Karena saya menggunakan angkutan umum menuju daerah tersebut, pak Rambat menunjukkan jalan pulang dan ternyataaaa……, keluar di jalan Terusan Jakarta. Duh gampang banget. Harusnya naik angkutan umum menuju terminal Antapani, kemudian jalan kaki menuju masjid Masjid jami Muhajirin, karena merupakan wilayah RW 02.

Semoga titik lokasi dan gambar-gambar berikut dapat membantu siapapun yang tertarik untuk mengolah sampah organiknya.

Takakura di rumah kompos Bina Usaha Sejahtera (Maria G. Soemitro)




lingkungan di belakang rumahpun asri (dok maria G Soemitro)




 
salah satu biopori di RW 02 yg tersumbat (dok Maria G. Soemitro)
Masjid Jami Muhajirin yang asri (dok. Maria G. Soemitro)

RW 02 memiliki triseda sendiri utk angkut sampah (dok. Maria G. Soemitro)




























Wrote by Maria G Soemitro


Tiba tiba saya teringat lelucon,  “sekali tepuk dua nyawa” sepulang mengunjungi objek pemetaan peta persampahan, Selasa 10 Februari 2015. Karena dalam TOR detektif #BebasSampahId, ada 5 jenis pengelola sampah yang harus didatangi yaitu: Bank Sampah, Pengepul, Pengomposan, Reparasi, Unit Usaha. Nah jika di satu tempat , seorang detektif  menemukan 2 kegiatan pengelolaan sampah sekaligus, bukankah berarti “sekali tepuk dua tempat”?

jalan menuju Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera, nampak asri (dok Maria G)


Lokasinya di jalan Subang, perbatasan RW 01 dan RW 02. Waduh aneh bin ajaib. Bagaimana cara mencari perbatasan RW? Di kompleks Antapani pula. Penghuni kompleks perumahan  umumnya cenderung individualistis. Mungkin karena  dihuni beragam penduduk.  Penduduk urban yang berasal dari provinsi  Sumatera Utara atau Jawa Tengah atau provinsi manapun yang datang ke suatu hunian baru akan menjadi individu-individu yang asyik dengan dunianya ketika pindah ke area urban. Sulit mencari alamat hanya berdasarkan nama warga dan alamat yang kurang lengkap. 

Untunglah ada nomor kontak yang bisa dihubungi, sehingga berbekal pengetahuan pas-pasan tentang perumahan Antapani, sayapun naik angkutan umum Antapani – Ciroyom. Ternyata terlewat, hampir tiba di jalan Cicampek, untunglah pak supir angkutan umum mengingatkan. “Neng, jalan Subang hanya sampai disini, didepan sudah jalan Cikampek”. Terpaksa deh balik lagi, cukup lumayan jauh. Ditambah labirin yang untungnya tidak terlalu berkelok-kelok (“orang Indonesia memang selalu beruntung, ya? ^_^), dan dipandu via ponsel, sayapun menemukan bank sampah dan tempat pengomposan “Bina Usaha Sejahtera”.

Ini dia penampakan Bank Sampahnya. 

Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro)

Penerima telephone ternyata putri pak Iyus, ketua RW 02  RT 02 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan Antapani menjelaskan bahwa ibu dan bapaknya sedang pergi. Saya akan bertemu penanggung jawab, pak Rambat, ketua RT 02, yang menerima saya dengan amat ramah  di depan lokasi Bank Sampah. 

Keberadaan Bank Sampah menjadi salah satu syarat jika suatu daerah (RW) ingin memenangkan kejuaraan Bandung Green and Clean yang diselenggarakan sejak tahun 2009. Dan mereka berhasil memenangkan juara harapan Bandung Green and Clean. Bukan juara pertama karena mungkin tidak mudah mengorganisir Bank Sampah yang membutuhkan pendataan akurat tetapi dikerjakan secara sukarela.    

buku Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok. Maria G. Soemitro)

Beberapa catatan terakhir nampak di tembok ruangan mungil namun cukup memadai untuk ukuran Bank Sampah karena sampah anorganik yang disetorkan umumnya hanya transit sebentar sebelum dicatat dan dijual ke pengepul.

Dari buku-buku bank sampah yang ditunjukkan, terlihat pendataan terakhir pada tahun 2013. Uangnya tidak mengendap lama, hanya dicatat dan langsung diberikan pada yang berhak.

Catatan Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok. Maria G. Soemitro)


Beberapa barang yang diterima Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera adalah sebagai berikut:  

1.    Botol/gelas plastik campur (emeran)  Rp 1.000/kg
2.    Kardus Rp 1.200/kg
3.    Kertas Koran Rp 1.500/kg
4.    Besi Rp 2.000/kg

Dalam perjalanan pulang, saya bertemu dengan pak Iyus, Ketua RW 02 yang baru pulang dari kantor Kelurahan Antapani Tengah. Kesan saya, beliau amat berdedikasi  mewujudkan wilayah yang bersih, aman dan nyaman.
Tampak dari rimbunnya pepohonan sehingga wilayah Bandung Selatan yang umumnya gersang terasa sejuk disini. Mungkin tugas selanjutnya yang harus dilakukan adalah merangkul warga agar mau memisah sampah dan menabung di bank sampah secara  berkelanjutan. Jika warga mendapat manfaat, tugas tersebut pasti mudah dilakukan.

sampah anorganik (dok. Maria G.)


Buku Bank sampah Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G)



 
POS Linmas merangkap Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G)


Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ▼  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ▼  Feb 11 (2)
        • Rumah Kompos Di Antapani
        • Sekali Tepuk Dua Tempat
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates