• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah



13473596371222678024
Pendapatan mereka untuk sesuap nasi hari ini (dok. Ira Oemar)

Pilkada DKI Jakarta diambang pintu, menyusul kemudian pilkada Jabar, pileg dan pilpres. Tanpa berfikir terlalu lamapun kita langsung membayangkan rangkaian kampanye yang itu-itu saja. Bak sinetron para kandidat mendatangi korban bencana alam, pesantren, seniman dan pasar tradisional. Dengan bualan yang sama: “Berjanji meningkatkan kesejahteraan pelaku pasar tradisional!”

Janji gombal karena tanpa langkah nyata.  Ajakan berbelanja ke pasar tradisional berlalu bagai angin surga. Revitalisasi pasar tidak pernah terealisasi. Andaikan terealisasi, maka biasanya  harga sewa kios pasar meroket tajam. Kemudian pedagang mencari solusi sendiri: “Menggelar dagangannya di trotoar pasar!”
Akibatnya bisa diduga, kios-kios pasar yang baru dibangun akan berubah menjadi kios “berhantu”, sedangkan trotoar yang seharusnya bersih berubah kumuh, kotor, becek, penuh sampah seperti foto berikut:

13473592431622407321
sampah pasar tradisional (dok. Ira Oemar)
Bahkan, pedagang makanan pun berjualan di sebelah tumpukan sampah. Ironisnya, pembeli pun tetap mau membeli dan makan di rombong makanan yang digelar di samping tumpukan sampah. Mungkin ini karena budaya kita terhadap nilai-nilai kebersihan belum begitu tertanam, jadi rasa jijik makan di samping tumpukan sampah tak menghalangi keinginan makan di tempat itu.
1347359344342406091
penjual bubur ayam disamping tumpukan sampah (dok. Ira Oemar)
Bayangkan, apa gak jijik berbelanja di pasar, sementara tumpukan sampah yang menunggu dibuang ada di tengah-tengah pasar. Tumpukan sampah aneka macam sisa dagangan basah, lengkap dengan kerumunan lalat terhampar di depan kios-kios pedagang seperti ini.
13473594881006967486
tumpukan sampah di area pasar (dok. Ira Oemar)
Padahal apabila pejabat terpilih amanah dan menepati janjinya maka revitalisasi terstruktur akan membantu pedagang tradisional meningkatkan pelayanannya. Karena sesuai kultur, masyarakat Indonesia sebetulnya senang berbelanja di pasar tradisonal.
Masyarakat Indonesia yang dimaksud adalah pembeli lintas ekonomi. Si kaya dan si miskin. Mereka senang berbelanja ditempat yang penuh keakraban. 

Di pasar tradisonal, pembeli bisa menawar, bercanda dan meminta tambah. Ketika hampir usai berbelanja, apabila pembeli tiba-tiba teringat harus membeli daun bawang dan seledri. Maka dengan nada merayu bisa meminta pedagang sayur:

“Bu, tambah bawang daun seledri dong untuk bonus”

Bukan masalah nilai bawang daun /seledri seharga Rp 500 – Rp 1.000, tapi nilai  hubungan cair yang terjalin antara  pedagang dan pembeli di pasar tradisional tidak dapat diketemukan di pasar swalayan. Coba saja minta bawang daun/seledri pada pegawai supermarket. Bisa-bisa dikira “wong kenthir” (orang gila;pen)

Agar hubungan cair terjaga, pemerintah daerah selaku pelayan masyarakat seharusnya memperhatikan beberapa hal berikut ketika merevitalisasi pasar :
  1. Secara periodik diadakan tera ulang gratis pada semua timbangan pedagang. Agar pembeli semakin nyaman berbelanja. Beberapa timbangan yang tidak akurat hanya dikerjakan beberapa oknum. Tidak bisa disama ratakan.

  2. Jangan menetapkan harga sewa kios yang tak terjangkau. Masa sih enggan meningkatkan kesejahteraan pedagang kecil yang telah menghabiskan waktu hampir 18 jam perhari di pasar?. Daripada dana hibah habis untuk keroyokan tidak jelas, apa salahnya  digunakan untuk membangun kios pasar?

  3. Memfasilitasi tim kerja  professional yang bertanggung jawab terhadap operasional pasar. Kota Bandung membentuk Perusahaan Daerah (PD) Pasar dengan tujuan serupa, Tetapi mungkin karena terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) yang notabene tidak terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) maka hasilnya “memble”. Mereka lebih senang duduk-duduk dibelakang meja daripada mengkoordinir pedagang pasar. Satu unit kerja independen akan lebih efektif. Untuk sementara mereka bisa mendapat tunjangan pemerintah sebelum akhirnya mampu  berdiri sendiri karena memperoleh pendapatan dari pedagang kios dan hasil olah sampah.

  4. Pembagian kios pasar berdasarkan  sampah yang dihasilkan. Misalnya kios buah dan sayuran satu barisan tersendiri karena sampah yang dihasilkan adalah sampah organik. Sedangkan kios kelontong dan berbagai bahan makanan kering biasanya menghasilkan sampah anorganik. Sampah anorganik akan menberikan penghasilan bagi tim independen tersebut demikian juga sampah organik. Sampah organik yang langsung dikompos di area pasar  memiliki banyak keuntungan:  efektif dan efisiensi waktu, area pasar menjadi bersih karena sampah segera ditangani. Pembeli dan pedagang merasa nyaman. Perubahan lifestylepun terbentuk.
1347360621990764900
pasar bersih bukan impian (dok. Maria Hardayanto)
Los pasar untuk daging dan ikanpun bisa terpisah dalam bentuk seperti ini :
1347360550638682013
los daging dan ikan (dok. Maria G. Soemitro)

Nyaman bukan? Mengurangi serbuan lalat dari arah los daging dan ikan ke arah los buah-buahan dan barang dagangan lainnya seperti tahu dan kelapa parut.
13473607321395441875
komposter di area pasar (dok. Maria G. Soemitro)
Solidaritas sosial terjalin, perekonomian meningkat hanyalah salah dua dari keuntungan adanya pasar tradisional. Jadi mengapa revitalisasi pasar dikerjakan setengah hati? 
Mengapa kepala daerah seolah tega melihat rakyatnya hidup berkubang sampah yang bau, kotor dan menjijikkan. Atau jangan-jangan memang tidak ada niatan para kepala daerah untuk mengangkat mereka agar hidup lebih sejahtera?

Jangan-jangan kesengsaraan dan ketidak berdayaan diperlukan untuk ditengok setiap 5 tahun sekali?

Atau jangan-jangan kita sedang memilih penguasa bukan memilih pemimpin?

Ah masak sih?
Hasil Kolaborasi Maria G. Soemitro dan Ira Oemar
untuk Weekly Photography Challenge 21

Foto sampah pasar by Ira Oemar  : Pasar Kranggot Kota Cilegon, diambil pagi hari ketika pasar sedang ramai pembeli dan pedagang.
Foto pasar bersih by Maria G. Soemitro : Pasar Podosugih Kota Pekalongan, diambil siang hari tatkala pasar mulai sepi dan lantai dipel kembali.
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ▼  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ▼  September (5)
      • ▼  Sep 21 (1)
        • Sampah Pasar Tradisional, Gampang-gampang Susah
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates