Salah
seorang nenek yang rajin menganyam limbah sachet kopi adalah ibu Atikah atau lebih
sering dipanggil ceu Eutik. Ceu Eutik tinggal bersama suami, anak dan cucunya di
kawasan Sekemirung, tempat dulu ada pohon Mirung besar menaungi mata air
(seke). Sayangnya sekarang pohon Mirung tersebut sudah ditebang. Keberadaannya
haru stersingkir karena manusia lebih memerlukan lahan.
Ceu Eutik |
Ceu
Eutik perempuan sederhana nan cerdas. Dia berhasil membuat kerajinan limbah
kopi dengan hanya dengan memperhatikan cara membuatnya. Tidak pernah ada yang
mengajari langsung, jadi benar-benar otodidak karena ingin mahir membuat
kerajinan limbah kopi.
“Semua
orang pasti bisa ini mah, asal tekun ajah”, jelasnya. Pendapat ceu Eutik tentu
saja benar banget, siapapun yang mau
belajar dan belajar, pasti berhasil.
Kemudian
sambil ngemong cucunya yang cantik, Marisa, ceu Eutik pun menerangkan cara
membuat kerajinan limbah kopi.
1.
Limbah
kopi direndam dengan air sabun, kemudian dicuci bersih.
2.
Direndam
dengan pewangi
3.
Dijemur
dengan cara membalikkan agar limbah sachet mudah kering.
4.
Setelah
kering, limbah sachet bisa segera dianyam
bahan baku kerajinan |
bahan baku kerajinan |
Penjelasan
cara membuat kerajinan limbah kopi dapat dilihat disini.
Kisah
penjualan kerajinan limbah kopi sendiri tidak seindah yang ditayangkan dan
diberitakan. Alasannya bisa diklik ditulisan saya sebelumnya : Ibu Yati danKerajinan Limbah Kopi.
Berbeda
dengan ibu Yati, walaupun sederhana, ceu Eutik memiliki ruangan yang agak luas
untuk menyimpan bahan baku dan hasil kerajinannya. Walau penjualan hasil kerajinan
limbah kopi tidak jauh berbeda dengan ibu Yati. Rata rata hanya dibeli karena ingin tahu,
belum pada tahap bangga ketika menggunakannya.
Jika
ingin bertemu Ceu Eutik silakan mengunjungi yang bersangkutan di Sekemirung 45
C, Kelurahan Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung, telepon: 089626452054, karena ………, ya ampun saya dan ceu Eutik asyik ngobrol
soal kemasan , eh rupanya cucu Ceu Eutik, Marisa asyik cuci piring. Anak manisssss….. ^_^
Marisa asyik cuci piring |
Marisa protes |
Wrote by Maria G Soemitro