• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah



 
kerajinan limbah kopi

Pemirsa televisi yang setia pasti sudah akrab dengan kerajinan kemasan plastik atau limbah sachet bekas kopi atau lebih sering disebut kerajinan limbah kopi. Di Kota Bandung, perintis kerajinan limbah kopi adalah almarhum Ibu Iyom, seorang perempuan paruh baya yang bersama 2 orang temannya mendapat kesempatan belajar membuat kerajinan tersebut dari Pusdakota Surabaya, yaitu Ibu Jajang dan Ibu Eti. Mereka tinggal di  kawasan Taman Sari dan bongkarannya.

Ada yang rancu dengan pemahaman kerajinan limbah kopi. Banyak yang menganggap bahwa hasil kerajinan limbah kopi sangat menguntungkan secara financial. Karena itu banyak yang mendramatisir  kisah ini, baik media cetak maupun media elektronik. Beberapa tahun silam hasil kerajinan ini dengan mudah kita temui di gerai-gerai supermarket ternama, merupakan hasil kerjasama beberapa  LSM , produsen penghasil limbah sachet dan supermarket tersebut. Hasilnya? Sayang sekali sangat  menyedihkan, karena:

  • Stigma bahwa kerajinan ini berbahan baku sampah, benda yang harus dijauhi, dibuang atau minimal disingkirkan jauh-jauh. Lha ini kok digunakan sebagai bahan baku tas, males dong.  Limbah kopi memang sampah tapi sejak awal sachet kemasan (mayoritas kopi) diperlakukan berbeda dengan sampah umumnya yaitu langsung dipisah dari kopi dan dimasukkan kardus/kantong plastik/keresek.
  • Hasil kerajinan sampah haruslah murah. Sementara pengerjaan kerajinan limbah sachet memakan waktu.  Perajin harus membersihkan (mencuci dan mengeringkannya) dari  sisa kopi/ minuman lainnya. Juga harus membeli bahan baku tambahan seperti bahan pelapis dan retsleting. Bahkan pada beberapa kasus, perajin harus membeli/memberi sejumlah uang pada mereka yang mau berbaik hati menyetorkan limbah kopi pada perajin.
  • Rangkaian panjang proses produksi limbah kopi membuat harganya menjadi mahal, kalah bersaing dengan produk  non limbah yang lebih murah yang lebih  fashionable dan tidak membuat pemakainya ‘jatuh merk”.

  • Pada beberapa kasus kerajinan limbah mudah robek, karena bahan baku limbah kopi didesain/diproduksi  untuk mewadahi kopi bukan untuk bahan baku tas/dompet/tempat tisu dan beragam kerajinan limbah kopi lainnya.

Menyikapi lika liku perjuangan Ibu Iyom dan Ibu Jajang yang kesulitan memasarkan produknya,  sekitar tahun 2011, saya pernah berguru pada ibu dosen seni rupa ITB yang cantik, Nedina Sari. Hasil diskusi dengan mahasiswa/i  ibu Nedina, disimpulkan bahwa hasil karya haruslah dalam bentuk multi fungsi sehingga bisa memicu lebih banyak kreativitas. Selain itu  pelaku kerajinan harus berproduksi karena cinta pada kegiatan tersebut, bukan sekedar mengejar keuntungan semata. Mirip seniman patung yang berkreasi dengan sepenuh hati. Dia fokus menghasilkan karya terbaik, tidak peduli hasil karyanya tidak dibeli. Sesuai pepatah : “duit mah nuturkeun”, atau kurang lebih rezeki akan datang jika kita tekun, focus dan ikhlas berkerja.

Terbiasa bekerja dengan kreativitas akan membuat perajin menghasilkan karya tidak ‘asal jadi”, juga tidak terpaku pada bahan baku yang biasa digunakan. Seniman patung kayu akan fleksibel berkarya dengan bahan lain seperti batu , tanah.  Demikian juga perajin limbah kopi, dia bisa berkarya dengan menggunakan bahan baku selain limbah kopi, karena suatu saat bahan limbah yang tidak terbarukan ini pasti habis dari muka bumi.

Untuk menuju kompetensi itu, para perajin limbah kopi haruslah mendapat latihan yang diinisiasi badan pengelola lingkungan hidup (BPLH) dan produsen penghasil limbah kopi. Karena produsen limbah sachet kemasan  harus bertanggung jawab terhadap sampah  produksinya. Sesuai ayat 15 UU 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, produsen bertanggung jawab terhadap sampah produksenya yang tidak bisa diurai di alam. Alam tidak bisa mengurai limbah sachet yang berlapis alumunium , solusinya hanya dibakar yang tentu saja menimbulkan bencana lingkungan lain. Kerajinan limbah kopipun hanya memperpanjang usia limbah, tidak melenyapkannya.

 Salah satu pelaku kerajinan limbah kopi yang melabuhkan asa terlalu tinggi adalah ibu Yati, seorang istri buruh bangunan. Menyadari suaminya kerap menganggur sementara asap dapur harus mengebul, maka Ibu Yati mempelajari kerajinan limbah kopi secara otodidak. Setelah mahir merangkai limbah kopi menjadi beragam kerajinan, ibu Yati mempelajari seni merajut kantong plastik (keresek) menjadi beragam karya: dompet, tas, gantungan kunci, tempat tisu dan lain lain. Sayang, nasibnya sama dengan ribuan pelaku kerajinan limbah kopi lainnya. Hasil karyanya mangkrak, sepi pembeli, akhirnya iapun hanya memfokuskan diri sebagai pelatih.
sebagian hasil karya anak didik Ibu Yati
 
limbah kopi sebagai bahan baku


Pertimbangan focus sebagai pelatih juga disebabkan rumahnya yang sempit, hanya seluas 3 x 4 meter, harus dihuni keluarga dengan 5 anak. Sehingga bahan produksi limbah kopi harus mengalah, demikian juga bahan bakunya. Bahkan akhir-akhir ini Ibu Yati memilih menjadi pelatih dan hanya membuat kerajinan limbah kopi berdasarkan pesanan. 

Ditemui beberapa waktu lalu di rumahnya di kawasan Sekemirung 42 C, RT 03 RW 10, ibu Yati menemui saya dengan secangkir teh hangat karena selain ngirit, penyajian minuman dalam cangkir tidak menghasilkan sampah dan mmm…….. lebih sopan ya? Betul ngga?

Ibu Yati didepan rumahnya





Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ▼  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ▼  Jun 04 (1)
        • Ibu Yati Dan Kerajinan Limbah Kopi
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates