• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah


1331986867462421102
Rahyang mengambil desert ke dalam gelas air putih, penulis menggunakan cangkir (kanan) dok. Maria Hardayanto
Pernah datang ke acara peringatan pelestarian alam tapi di sekeliling area  penuh dengan sampah kemasan air minum, kardus snack serta wadah styrofoam? Sungguh kontradiktif. Antara  semangat diadakannya acara yang bertujuan penyadaran pelestarian lingkungan hidup dengan banyaknya sampah  seusai acara berlangsung.

Sampah berserakan dimana-mana. Umumnya di bawah kursi atau disekitar pohon. Bukan berarti tidak boleh nyampah. Tetapi bukankah panitia dan peserta acara bisa bekerjasama meminimalisir sampah?

Karena itu ketika Kompasianer  Achmad Siddik mengajak rekan-rekan Kompasianer kopdar sambil memperingati Hari Bumi, 22 April 2012 di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor.  Maka ingatan akan akhir berbagai peringatan lingkungan (Hari Bumi, Hari Air, Hari Ozon, Hari Lingkungan Hidup) yang kurang menyenangkan terulang kembali.

Umumnya sesuai kultur, tamu layak dihormati bak raja. Begitu dihormatinya sehingga nyampahpun dimaklumi. Padahal ada banyak cara menghormati tamu sekaligus mengajak mereka melakukan aksi. Tamu dan panitia bisa bekerja sama, saling melengkapi sehingga acara peringatan hari lingkungan lebih bermakna. Tidak sekedar hore-hore….  ^_^

Yang perlu dilakukan antara lain:

· Di dalam undangan dicantumkan dengan jelas agar para tamu membawa tempat minum (tumbler) dan serbet kain/saputangan kain. Gunanya untuk mengurangi sampah kemasan plastik bekas air mineral dan tisu kertas.

· Di lokasi acara, MC mengumumkan dan mengajak peserta untuk menjadikan area acara bebas sampah (zero waste event). Panitia hanya menyediakan air minum dalam gallon. Sebetulnya gelas-gelas plastik bisa disediakan, tapi bukan jenis gelas plastik sekali pakai. Panitia menyediakan label sticker agar peserta bisa memberi nama pada gelas minum. Ini untuk mengantisipasi peserta yang tidak membawa tumbler dan tentunya akan bolak-balik mengisi gelas plastik minumnya.
13319875321307856626
panitia dan peserta bekerjasama menyiapkan Zero Waste Event termasuk kotak kue sehingga tidak menghasilkan sampah
· Panitia menyiapkan makanan camilan minim sampah. Atau bahkan tanpa sampah. Misalnya risoles lebih dipilih daripada bugis yang dibungkus plastik. Atau bisakah memesan kue bugis dan nagasari dalam bungkusan daun pisang? Karena akhir-akhir ini nyaris tidak ada  makanan camilan yang berbungkus daun pisang. Lemperpun dibungkus plastik.  Padahal harga daun pisang masih tetap murah. Pertimbangan pedagang adalah praktis. Sudah waktunya sebagai pembeli, kita memilih makanan non/minim sampah. Hukum permintaan dan penawaran seharusnya berlaku. Sehingga pedagang  pasti akan menyanggupi. Mereka tahu keberlangsungan hidup usahanya sangat tergantung pada keinginan/trend pembeli.
1331987239729230453
berbagai camilan non sampah anorganik
· Apabila memungkinkan makan siang dengan prasmanan. Menggunakan piring dan sendok yang mudah dicuci. Tetapi apabila tidak memungkinkan dan pembagian makan siang harus menggunakan kardus ya apa boleh buat, asalkan jangan menggunakan wadah styrofoam yang nyata nyata tidak dapat terurai di alam.
13319878742124804677
· Panitia tidak bisa melarang peserta cilik yang ingin makan camilan berbungkus plastik . Daripada peserta membuang sampah  di sembarang tempat, lebih baik disediakan  tempat-tempat sampah berukuran jumbo dimana para peserta bisa membuang sampah anorganiknya. Pembelajaran membuang sampah pada tempatnya bisa tepat sasaran karena sampah betul-betul sudah terpisah.
13319880051657262973
· Seusai makan siang, para peserta diajak memasukkan sampah organiknya ke kotakTakakura. Apabila area acara merupakan hutan seperti Tahura Ir. Juanda, bisa dibuat lubang-lubang untuk membuang sampah organik. Anak-anak dapat dipandu dengan penjelasan bahwa sampah organik tersebut akan membantu menyuburkan tanah karena dikembalikan ke alamnya. Berbeda dengan membuang sampah organik ke tempat sampah umum yang sulit terurai karena bercampur plastik. Bisa juga menerangkan kepada mereka bahwa sampah organik yang terjebak dalam kantung kresek akan mengeluarkan gas metana. Terlalu sulitkah untuk anak? Tergantung anaknya mungkin ya? Anak SMP sih pasti mengerti.

Apa lagi ya? Yang penting memelihara lingkungan tetap bersih sebelum dan sesudah acara. Para tamu biasanya kebingungan meletakkan bekas makanannya. Sehingga panitia harus tanggap menyediakan tempat-tempat khusus menyimpan/ membuang bekas makanan dan MC rajin mengingatkan agar para tamu dengan sukarela berpartisipasi.

Zero Waste Event (ZWE) seperti diatas hanya dapat terlaksana apabila kita  adalah panitia yang mempunyai otoritas untuk mengajak para tamu beraksi nyata mengurangi sampah.
Bagaimana apabila kita adalah tamunya?

Bisa juga sih menyiasati. Dengan berbagai cara:
· Membawa tumbler tempat air minum sendiri dan menanyakan pada panitia apakah ada dispenser air mineral untuk mengisi ulang tumbler tersebut.

· Menghindari camilan yang menghasilkan banyak sampah. Khususnya sampah plastik. Tetapi kalau camilan tersebut menggiurkan dan hanya ada satu macam. Ya, apa boleh buat.

· Bersebelahan dengan desert es buah atau ice cream, biasanya ada tumpukan gelas plastik sekali pakai. Cara menyiasati agar tidak menggunakan gelas plastik sekali pakai adalah dengan menggunakan gelas atau cangkir yang sebelumnya digunakan air minum/air teh. Seperti yang dilakukan @Rahyang Nusantara dan penulis di acaraKompasiana Blogshop N5M di Bandung. Rahyang menggunakan gelas air putih untuk mengambil es buah (atau es jelly?) sedangkan penulis keluar lokasi prasmanan untuk mengambil cangkir kopi/teh sebagai wadah desert tersebut. Tidak ada gelas ataupun cangkir? Apa boleh buat, silakan pakai (hanya) satu gelas sekali pakai untuk minum dan mewadahi desert. Yang penting sudah meminimalisir sampah. Tidak boros menggunakan wadah gelas plastik.

Ribet?  …….mungkin pada awalnya akan ribet, rese dan riweuh. Tetapi apabila pernah melakukannya dan membiasakan diri di setiap event maka akan menjadi terbiasa. Khususnya apabila kita mengingat bahwa pihak catering  pasti akan menyampur sampah organik dengan sampah anorganik. Iyalah ….mereka super sibuk di hari H, jadi kitalah yang harus berperan.

Sampah tercampur  yang dibuang pihak catering dan menimbulkan bau busuk sisa makanan biasanya enggan diambil pemulung. Mereka membiarkan sampah berakhir di TPA. Di TPApun, pemulung hanya akan mengambil sampah anorganik yang “agak” bersih mengingat membersihkan sampah plastik menyita cukup waktu. Mereka pastinya enggan membersihkan plastik kotor berharga murah. Karena itu pengolahan sampah anorganik (khususnya plastik) di Indonesia baru mencapai angka 10 % dari keseluruhan sampah anorganik.

Ada satu pengalaman menarik ketika penulis menjadi ketua panitia pesta bantaran sungai. Berhubung keteteran dan anggota panitia lain belum memahami konsep minimalisir sampah dengan utuh maka penulis bersegera memilah sampah seusai acara. Sampah anorganik yang umumnya terdiri dari gelas air mineral dan kardus dimasukkan kedalam satu karung sedangkan sampah organik sisa makanan tamu yang tidak habis disantap dimasukkan kesatu wadah dan memasukkannya ke lubang resapan biopori (LRB).

Hasilnya? Area bersih dari sampah, LRB terisi bahan-bahan yang menyuburkan tanah. Anggota panitia/anggota masyarakat yang ingin menjual plastik/kardus merasa senang karena mendapat sampah anorganik bersih sedangkan anggota panitia lainnya lebih memahami makna minimalisir sampah. Karena berkontribusi dan beraksi langsung. Tidak sekadar kata dan retorika.
1331987061466124901
ibu-ibu berseragam rapipun memilah sampah dan memasukkan sampah organik ke LRB

Oiya ,kata memilah ditebalkan karena ada perbedaan arti dengan memisah.

Memisah sampah terjadi ketika kita langsung membuang sampah ke dalam tempat sampah sesuai peruntukannya: sampah anorganik, sampah organik dan sampah B3.

Sedangkan kata memilah digunakan apabila sampah sudah terlanjur tercampur sehingga di dalam tempat sampah ada sampah organik dan sampah anorganik. Karena itu biasanya pekerjaan memilah ini tidak efektif.  Selain jijik, selalu ada sampah yang terlewat untuk dipilah. Misalnya bungkus permen yang terlalu kecil “bersembunyi” dibalik daun pisang.

Zero Waste Event sejatinya bukan sesuatu yang sulit dilaksanakan, bukan pekerjaan para dewa. Terlebih sebagai produsen sampah, kita menyadari bahwa pembenahan harus dilakukan di hulu bukan di hilir. Karena ketika masalah sampah sudah berakhir dihilir maka nasibnya akan seperti banjir. Ditangani proyek tambal sulam yang tak berkesudahan. Persis gumpalan benang kusut yang sulit terurai, tidak diketahui mana ujungnya. Pihak pemerintah sebagai eksekutor dan masyarakat sebagai produsen sampah saling menyalahkan. Tanpa menyadari semua pihak berperan menciptakanlingkaran sampah.


**Maria G. Soemitro**
13319881731303479649
tempat sampah apapun, cara apapun …… asal diniatkan pasti rameeeee ……… (dok. Maria G. Soemitro)

Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ▼  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ▼  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ▼  Mar 17 (1)
        • Zero Waste Event!
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates