• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah





“Bu, kumaha damang?”
 Kaget juga saya disapa pemilik Atep Service. Setelah mengobrol ngalor ngidul, barulah teringat bahwa sekitar tahun 2.000-an saya sering bertemu bapak inii untuk mereparasi blender, rice cooker dan peralatan listrik lainnya.  Dan seperti umumnya ibu rumah tangga saya kerap nawar dan complain. ^_^  . Ya iyalah, niat awal mau mereparasi barang tapi tetap rusak, ya protes dong ya? Apalagi kalau biaya reparasinya kemahalan.  ^_^  …  Protes dan complain ngga hanya milik ibu rumah tangga tapi milik segenap bangsa Indonesia. #cieee
 
Selain karena waktunya sudah lama berlalu. Tempat reparasi bapak separuh baya inipun tidak lagi menempati kios di depan sebuah supermarket di jalan Cikutra. Tapi pindah lokasi,  kurang lebih 200 meter dari situ. Ihwal pindah karena pemilik bangunan lebih memilih menjual daripada menyewakan. Namun pak Atep, pemilik Atep Service kini mampu menghuni kios yang jauh lebih besar dan tetap berada di lokasi strategis. Bahkan dia memberi saya,  kartu namanya:


Keren bukan?
Jika melihat maraknya usaha reparasi peralatan listrik, selain meningkatkan pelayanan, sudah seharusnya pelaku usaha memiliki strategi penjualan. Tidak hanya pasif menunggu konsumen, tapi juga aktif menjemput bola. Salah satunya dengan membagikan kartu nama.
Karena itu dengan ramah dia menerima saya untuk wawancara dan memotret lokasinya. 

Lha kan promosi gratis, tanpa membayar serupiahpun titik usahanya terpampang manis di peta bebassampahID. Ditulis di blog ini pula, secara biasanya hanya titik kuliner enak dan destinasi wisata yang dibahas blogger. Asyik kan? Ngga semua titik usaha ditulis disini lho, ^_^  … bukan karena sombong, tapi kegiatan para detektif eh surveyor hanya sampai dengan bulan Agustus. *_*
Di lain pihak, peralatan elektronik yang rusak dan ngga tau harus diapain, cenderung dibuang sementara ke gudang sebagai limbah elektronik. Kemudian konsumen membeli produk baru yang jika rusak ditumpuk kembali di gudang, begitu seterusnya hingga memenuhi gudang dan akhirnya dibuang untuk selamanya ke tempat pembuangan sampah.

Padahal menurut konvensi Basel, penanganan limbah B3 diatur dalam beberapa peraturan antara lain; Kerpres 61/1993 tentang Ratifikasi Konvensi Basel, Perpres 47/2005 tentang Ratifikasi Ban Ammendement, UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP Nomor 18/1999 jo PP Nomor 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Definisi limbah elektronik (electronic waste/e-waste) adalah barang elektronik yang dibuang karena sudah tidak berfungsi atau sudah tidak dapat digunakan lagi. E-waste perlu diwaspadai karena mengandung 1000 material. Sebagian besar dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya, seperti logam berat (merkuri, timbal, kromium, kadmium, arsenik, perak, kobalt, palladium, tembaga dan lainnya).

Beberapa limbah B3 dengan paparan risikonya, antara lain;

  • PCBs: banyak digunakan pada bahan plastik, perekat, trafo, kapasitor, sistem hidrolis, ballast lampu, dan peralatan elektronik lainnya. Risiko: persisten di lingkungan, mudah terakumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan. Mengganggu sistem pencernaan dan bersifat karsinogenik.

  •  Arsenik: digunakan dalam industri elektronik, di antaranya pembuatan transistor, semikonduktor, gelas, tekstil, keramik, lem hingga bahan peledak. Risiko: menimbulkan gangguan metabolisme di dalam tubuh manusia dan hewan, mengakibatkan keracunan bahkan kematian.

  • Kadmium: digunakan untuk pelapisan logam, terutama baja, besi dan tembaga. Juga dalam pembuatan baterai dan plastik. Risiko: jika terisap bersifat iritatif. Dalam jangka waktu lama menimbulkan efekkeracunan, gangguan pada sistem organ dalam tubuh manusia dan hewan.

Peningkatan konsumsi alat elektronik akan mengakibatkan terjadinya lonjakan e-waste di masa yang akan datang. Di Afrika Selatan dan China, diprediksi akan terjadi lonjakan e-waste hingga 200 – 400 persen pada tahun 2020. Tak terkecuali Indonesia, jika tanpa kendali dipastikan terdapat lonjakan e-waste.

Meningkatnya jumlah limbah elektronik di Indonesia dikarenakan beberapa faktor, antara lain:
(1) Minimnya informasi mengenai limbah e-waste kepada publik;
(2) Belum adanya kesadaran publik dalam mengelola e-waste untuk penggunaan skala rumah tangga (home appliances);
(3) Pemahaman yang berbeda antar institusi termasuk Pemerintah Daerah tentang e-waste dan tata cara pengelolaannya;
(4) Belum tersedianya data yang akurat jumlah penggunaan barang-barang elektronik di Indonesia; serta
(5) Belum tersedianya ketentuan teknis lainnya, semisal umur barang yang dapat diolah kembali.

Nah sebagai konsumen, apa salahnya kita berpartisipasi mengurangi limbah e-waste dengan cara menggunakan ulang peralatan elektronik yang kita miliki. Bagaimana jika rusak? Ya reparasi aja, kan titik usaha tersebut cukup banyak bertaburan. Sulit? Buka aja peta bebassampahID, ketik jalan Cikutra Barat 38, pilih kolom reparasi maka akan muncul Atep Service yang buka setiap pagi jam 08.00 hingga pukul 17.00, hari Minggupun buka. Jika bapak yang mereparasi mengisyaratkan perbaikan bisa ditunggu, silakan kulineran dulu di seputar jalan Cikutra yang tiba-tiba marak tempat jajan, asyik kan?

Sumber : YLKI.or.id



Wrote by Maria G Soemitro





“Dejavu”

Menginjak pelataran Malabar Furniture, saya teringat puluhan tahun silam ketika awal pernikahan, ngga punya tempat tidur untuk ayah mertua dan terpaksa membeli tempat tidur bekas disini. Terbuat dari kayu jati seperti tempat tidur yang telah saya miliki sebelumnya dengan cara menyicil.

Duh, duh, duh …… kok jadi nostalgia buka-bukaan kisah sedih …  ^_^

Penyebabnya karena beberapa kali saya menulis bahwa penjual /unit usaha barang bekas sangat membantu mempertemukan mereka yang membutuhkan barang berkualitas bagus tapi kemampuan keuangan mereka terbatas. Bayangin kalau unit usaha ini ngga ada, tentunya sesuai uang yang dimiliki, terpaksa membeli barang baru dengan konsekuensi barang cepat rusak dan pastinya cepat nyampah juga. 

Mungkin kita bisa ngeles:
“Ah, biarin aja. Kan sampah organik, nanti juga bakal hancur ……”  ,  *_*
Ya, ngga bisa sesederhana itu sih. Karena selama ini harga kayu sebagai bahan baku tempat tidur hanya dinilai sebesar biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha kayu. Tetapi nilai kayu yang berasal dari pohon sebagai salah satu unsur keanekaragaman hayati sama sekali ngga diperhitungkan. Apalagi sebagai pemasok oksigen, seolah-olah oksigen niscaya ada, ngga tau dari mana, pokoknya ada. Gitu aja.

Selain itu, masalah sampah masih menjadi penyakit akut yang belum tersembuhkan. Sebanyak 1.500 ton sampah yang dihasilkan warga hanya mampu terangkut 1.100 ton/hari. Lha kemana sisanya yang 400 ton? Ya kemana aja, ke sungai, ke lahan kosong, di bakar dan lain sebagainya.

Bisa ditebak bahwa sampah tempat tidur, entah terbuat dari kayu maupun besi akan menimbulkan masalah baru. Dibuang ke lahan kosong dan dibakar akan  menimbulkan petaka bahkan sanksi perda K3 yang hukumannya ratusan hingga jutaan rupiah. Jika terbuat dari besi bisa direcycle dengan risiko membawa dampak baru karena recycle membutuhkan BBM, air dan biaya transportasi. Ribet kan ya?

Solusinya? Ya ngga usah gengsilah untuk membeli furniture bekas. Bisa membeli di toko furniture bekas seperti Rangkas, atau pusat furniture bekas  di jalan Malabar ini. Dulu sekitar tahun 1980-an, hanya ada sekitar 3 unit usaha, dan seiring waktu bertambah menjadi puluhan  toko dengan beragam barang. Mulai furniture kantor yang terbuat dari besi /alumunium yaitu (kursi, rak arsip, meja kantor), rak alumunium untuk toko/warung/rumah tangga. Dan tentu saja si perintis yaitu perabot rumah tangga terbuat dari kayu seperti tempat tidur, meja, kursi, lemari dan lain lain. 

Para pedagang di daerah Malabar inipun ramah-ramah. Dengan sabar dan senang hati mereka melayani pembeli dan penjual. Yang dimaksud penjual adalah mereka yang ingin menjual furniture bekasnya disini, Pedagang di jalan Malabar bersedia mengambil ke rumah.

Buka sejak pagi jam 07.30 hingga jam 16.30, deretan unit usaha berjejer memanjang dari jalan Samoja kearah jalan Malabar. Harganya beragam. Furniture alumunium bekas sekitar Rp 400 ribu – Rp 600 ribu, sedangkan perabot kayu bekas dihargai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tertarik? Silakan jalan-jalan kesana dan temukan yang dicari.   ^_^



Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ▼  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ▼  Agu 09 (2)
        • Peran Atep Service untuk Konvensi Basel
        • Dejavu Reuse Bersama Malabar Furniture
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates