• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah








Binangkit  atau  Rea Kabisa biasanya disematkan pada sosok perempuan yang memiliki banyak kemampuan seperti piawai memasak, cekatan dalam hal jahit menjahit juga beragam kemahiran yang biasanya identik dengan perempuan. Dan penghargaan tersebut layak diberikan pada ibu Aisyah, salah seorang anggota masyarakat Kendal Gede Kreatif.

Sebagai istri pengangkut sampah di wilayah RW, ibu Aisyah tidak menduga bahwa sampah yang biasa dikumpulkan dan dibuang suaminya ternyata bukan barang tanpa manfaat. Pemahamannya mulai terbuka ketika suatu hari di pertengahan Juli 2011, dia mengikuti pelatihan anyaman limbah kemasan plastik, khususnya limbah kemasan minuman kopi. Sekitar 20 orang ibu rumah tangga mengikuti pelatihan yang diajarkan Yani, seorang penyandang difabel. Tapi hanya ibu Aisyah yang akhirnya berhasil menyelesaikan satu produk yaitu dompet. Sedangkan teman-teman lainnya putus asa di tengah jalan.

Tidak berhenti disitu, Ibu Aisyah meneruskan latihan membuat kerajinan limbah kopi usai menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Dibantu kedua anak perempuannya yang rupanya tertarik dengan kegiatan sang ibu.

Ibu Aisyah dan kain perca

Selesai kerajinan limbah kopi, Ibu Aisyah meneruskan belajar membuat kerajinan kain perca. Sama seperti halnya limbah kopi, awalnya kain percapun disangkanya hanya sampah tak berguna. Hingga teman-temannya saling memberi ide dan kain percapun berubah bentuk menjadi tas mukena, tas Al Quran, celemek hingga tempat tisu.
Ibu Aisyah tidak menduga akhirnya dia bisa mengoperasikan mesin jahit, suatu mesin yang nyaris tak pernah disentuhnya, hingga akhirnya suami yang mencintai dan mendukungnya membelikan mesin jahit untuk ibu Aisyah. So sweet pisan  ^_^  

Tidak hanya piawai dalam membuat kerajinan, Ibu Aisyah juga aktif dalam bank sampah Motekar dan bertugas membuat pembukuan bersama pengurus lainnya. Juga luwes membuat makanan yang terbuat dari tepung lokal seperti tepung singkong dan tepung mokaf. Cukup? Belum, keaktifannya menjalar ke wilayah urban farming, jangan heran jika kita mengunjungi Kendal Gede Kreatif dan menemui Ibu Aisyah sedang menanam cabai disana.

Ingin mengunjunginya? Silakan datang ke Kendal Gede nomor 20, masuk dari jalan Sukamulya Indah, tempat patung boneka panda berwarna merah sedang bersabar menunggu tamu. 



Wrote by Maria G Soemitro





Diiiringi musik yang menghentak, seorang anak laki-laki muda keren nan  trendy mengemudikan Honda CRVnya keluar dari pelataran parkir BABE, kemudian menghilang dalam kerumunan padatnya lalu lintas jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung. Sesaat tadi saya sempat melihatnya memilih gitar bekas, mencoba, memilih yang lain sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli dengan membayar menggunakan kartu kredit di kasir. 

Kini, jual beli barang bekas bukan lagi milik lapak kumuh nan kotor, tapi sudah merambah ke bangunan megah dan terletak di pinggir jalan protokol yang strategis. Idenya sih sederhana, yaitu bagaimana agar barang layak pakai bisa digunakan ulang oleh yang memerlukan. Contohnya kasus gitar diatas. Mungkin pemiliknya sudah tidak memerlukan gitar tersebut atau dia ingin membeli gitar lain tapi uang tabungannya belum cukup, maka tempat penjualan barang bekas (BABE) inilah solusinya. 

Selain BABE dan tempat penjualan offline lainnya, siapapun tahu portal online tempat penjual menitipkan barang bekasnya, mulai dari pakaian hingga mobil dapat dipilih dan dibandingkan dengan produk bekas lainnya. Bedanya karena penjualan online, maka pembeli harus berhati-hati. Sebaiknya datangi tempat penjual untuk memastikan detail barang sesuai dengan yang tertulis di display sebelum memutuskan membeli dan membayar.

Seingat penulis, praktek penjualan barang bekas ini dulu dimulai dengan garage sale. Tujuannya untuk amal, barang-barang yang tak terpakai dikumpulkan di suatu garasi dan di jual pada khalayak ramai, hasil penjualan disumbangkan. Tapi kini penjualan barang bekas  tidak lagi bersifat temporer karena menguntungkan bagi mereka yang punya ‘bakal sampah’ segunung dan calon pembeli yang berminat pada sampah tersebut. Asalkan barangnya bagus dan harganya murah, maka angkutttt  ,,, ……… ^-^  Setidaknya itulah penjelasan gadis manis, karyawan BABE yang menemui saya dan menjelaskan syarat dan ketentuan jika hendak menitipkan barang disini.

Pingin tahu juga syarat dan ketentuannya? Katanya gini nih, setiap barang yang dititipkan ke BABE tidak bisa kita hargai sesuka-suka gue, tapi ada penilaian bersama agar barang dihargai wajar. Sehingga  calon pembeli dan penjual sama-sama puas, tentu BABE sebagai tempat transit barang juga puas karena komisi penjualan sebesar 20 % masuk ke rekeningnya.
Komisi 20 % hanya berlaku pada barang seharga Rp 1000.000 keatas sedangkan harga dibawah Rp 100.000 dikenai tarif 26 %. Lho kok lebih mahal? Mungkin karena lebih ribet ya? Selama penyimpanan di BABE, barang tersebut terkena biaya administrasi Rp10.000 untuk 30 hari, jika belum ada pembeli hingga 30 hari, ya harus tambah biaya administrasi Rp 10.000, begitu terus hingga 3 x 30 hari. Sesudah itu harus diangkut pergi. Sedangkan biaya admintrasi barang diatas Rp 1 juta rupiah dikenai biaya administrasi Rp 17.000/unit.

Kok mahal dan belibet ya? Ya ngga lah, cobain deh kalo jualan sendiri … ^^ … karena pembeli tidak bisa diduga. Seperti kata gadis cantik diatas, “Kemarin ada sofa kuning datang seharga Rp 2,5 juta, eh belum sehari , udah ada yang beli. Sedangkan sofa kotak-kotak disana, sudah sebulan lebih belum laku juga,” jelas si gadis ayu. Na kan, coba kita sendiri yang jualan sofa itu. Jika beruntung ya bisa langsung dibeli, jika tidak ya ‘tertanam’ deh kita di rumah untuk jualan sofa ^-^ 

Apa peran unit usaha seperti  BABE dalam meminimalisir sampah kota? Sebagai pebisnis tentunya mereka mengejar keuntungan setinggi mungkin. Kitalah sebagai konsumen sekaligus pelaku penghasil sampah yang harus bersikap bijak. Apa salahnya mencari barang yang dibutuhkan di toko semacam ini, atau menjual barang bekas yang dimiliki. Kalo beruntung bisa tukar tambah deh, kita berhasil menyingkirkan barang yang tidak diperlukan , sebagai gantinya ada barang yang benar-benar bermanfaat di rumah.

Ingin berkunjung ke BABE yang berlokasi di jalan LLRE Martadinata nomor 111 Kota Bandung? Silakan datang langsung karena tempatnya cukup strategis, diseputaran factory outlet (FO) yang kini menjamur di jalan Riau (nama lama sebelum berubah menjadi jalan LLRE Martadinata). BABE buka nyaris seharian  sejak pukul 08.30 hingga pukul 22.00, sedangkan Sabtu dan Minggu buka hingga pukul 23.00, lumayan untuk cuci mata. Sekedar melihat-lihat produk bermerk seperti jam tangan, baju, tas, sepatu,  sepeda, produk elektronik dan perabotan rumah tangga semua ada. Mungkin ada yang kita butuhkan, dipihak lain mungkin kita ingin mengosongkan isi gudang yang terlalu lama penuh dan menjadi rumah tikus.  Semoga beruntung ^_^ 




Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ▼  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ▼  Jun 29 (2)
        • Kerajinan Ibu Aisyah, Hasil Karya Istri Binangkit
        • Yang Keren Yang BABE
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates