• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah


2010;Maria Hardayanto


2010;Maria Hardayanto
Apa pentingnya kita mengetahui tentang biodegradable bag dan oxobag (tulisan terdahulu) ?
Jawabnya adalah karena produk produk tersebut sekarang sudah berada disekeliling kita. Tanpa iklan, tanpa pemberitahuan.
Produsen plastiklah yang aktif mencari inovasi inovasi terbaru untuk memanjakan kebutuhan konsumen. Karena mereka sudah tahu ada artikel artikel tak terbantahkan tentang pentingnya mengurangi konsumsi kantung plastik. Mereka tahu bahwa kantung plastik dituding menjadi salah satu penyebab banjir, mengandung racun, baru akan terurai ratusan tahun kemudian bla,bla,bla……..


Pengurangan bahkan penghentian pemakaian kantung plastik akan mengancam guyuran uang hasil keuntungan yang biasa diterima produsen plastik. Karena sesuai prinsip arus materi yang mereka pahami, semakin tinggi tingkat eksploitasi sumber daya alam yang disebabkan semakin banyaknya produk menjadi usang dan dibuang konsumen akan mempercepat perputaran uang dan semakin banyak pula keuntungan yang diraup produsen.

(2010;Maria Hardayanto)
(2010;Maria Hardayanto)
Menyikapi fenomena peduli lingkungan yang dikhawatirkan membuat konsumen mengurangi pemakaian kantung plastik dan berubah ke tas reusable , produsen plastik meluncurkan oxobag dan biodegradable bag.
Salah satu merk biodegradable bag adalah Ecoplast (tercetak pada covernya  lengkap dengan semua keterangan keunggulan keunggulan yang menyertai).

Biodegradable bag terdiri dari 80 % biji plastik dan 20 % tepung tapioka. Jadi tepung tapioka/singkongnya hanya 20 % sedangkan di negara Barack Obama sana menggunakan tepung jagung. Itupun hanya 20 %.

Apa keunggulannya ? Lagi lagi hanya menitik beratkan pada proses degradasinya. Tetapi berbeda dengan oxobag yang baru akan terurai di TPA (Tempat Pembuangan sampah Akhir)dalam kurun waktu 24-36 bulan, biodegradable bag atau kantung plastik singkong ini akan terurai di TPA hanya dalam waktu 10 minggu atau 2 setengah bulan saja.
Horeeee selesai masalah sampah !!! Bayangin hanya 10 minggu ? dan bukan berabad abad seperti yang menjadi perbincangan di seminar seminar.

Wah nampaknya ini ide brillian, menjadikan singkong sebagai bahan baku kantung plastik. Bukankah masih banyak tanah kosong di Indonesia ? Masih banyak pengangguran yang bisa menjadi petani singkong sehingga mereka tidak perlu urban dan membuat kota besar menjadi padat !

Sayang permasalahan tidak semudah itu selesai, bukannya mau menambah ribet, tapi mari kita lihat dapatkah kita merealisasi ide brillian itu ?

1. Nampaknya kemungkinan membuka lapangan kerja bagi 9.25 juta pengangguran, harus kita kesampingkan sebelum kebijaksanaan pemerintah benar benar sudah pro petani. Diantara kesulitan yang mungkin timbul adalah sikap setengah hati pemerintah menjembatani kebutuhan produsen dan petani.
2. Eksploitasi lahan dikhawatirkan akan menimbulkan kisah mirip alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Karena hutan sebagai paru paru dunia tidak dapat diganti dengan perkebunan apapun, ada ekosistem yang hilang, ada output oksigen yang tak tergantikan oleh pekebunan bahkan kekayaan air tanahpun terancam tidak dapat tersimpan baik.
3. Kantung plastik yang terbuat dari singkong lebih tebal dibandingkan kantung plastik pada umumnya, harganya pun lebih mahal 5 kali lipat (tergantung ukuran dan ketebalannya). Sehingga pihak retail (umumnya supermarket) keberatan, dilain pihak produsen lebih suka menjual produk murah dalam jumlah besar karena yang diisasar adalah pasar kantung plastik secara keseluruhan termasuk pasar tradisional.
4. Jangan lupa bahwa penggunaan ekstrak singkong hanya 20 % (menambah jumlahnya hanya akan membuat kantung plastik bertambah tebal), 80 %nya adalah biji plastik yang terbuat dari minyak bumi, sumber daya alam tak terbarukan yang dianjurkan hanya digunakan untuk memproduksi produk tahan lama.
5. Jadi mau sebiodegradable apapun dan tidak mencemari bagaimanapun selama membuat orang masih boros sampah, tetap akan menimbulkan persoalan sampah. Ini penting apalagi di tengah bumi sekarang yang sudah diambang batas kehabisan sumber daya alam dan kelebihan sampah.

Berdasarkan uraian diatas, jelaslah inovasi pengganti kantung plastik yang selama ini kita kenal bukan solusi terbaik , walaupun bukan berarti juga suatu kesia siaan. Karena kantung plastik dari singkong mempunyai masa degradasi yang lebih singkat ( 10 minggu) maka kebijaksanaan menggunakannya dapat dipertimbangkan dengan win win solution, yaitu konsumen diwajibkan membeli setiap kantung plastik yang digunakannya. Tidak ada pemberian kantung plastik gratis lagi. Sehingga diharapkan konsumen mau menggunakan ulang (reuse) setiap kantung plastiknya.  Dan penjual (retail) tidak menanggung biaya pembelian kantung plastik yang terlalu tinggi sendirian.

Peraturan Daerah (Perda) pun sebaiknya mengatur :
1. Pemberian insentif bagi pengurangan kantung plastik dan disinsentif untuk penggunaan kantung plastik.
2. Penetapan kewajiban bagi yang menghasilkan dan menggunakan kantung plastik.
3. Penetapan cara dan siapa penanggung jawab pengelolaan kantung plastik yang masih dihasilkan khususnya menyangkut biaya pengelolaannya.

Lho kok jadi rumit ? Sebetulnya bukan memperumit masalah tapi memang seharusnya kita menyadari bahwa sampah yang kita hasilkan sekarang bukan hanya sampah organik, sampah yang mudah terdegradasi oleh alam tetapi juga sampah anorganik, sampah yang tidak dikehendaki bumi karena umumnya mengandung racun …………………
(2010;Maria Hardayanto)
(2010;Maria G. Soemitro)



Wrote by Maria G Soemitro


google


dok : google images
Benci tapi butuh ! Itulah mungkin kata kata yang tepat untuk kantung plastik. Benci karena katanya kantung plastik mengandung racun dan baru akan terdegradasi beratus tahun kemudian di lingkungan yang tepat.
Butuh karena betapa ribetnya kegiatan berbelanja kalau harus selalu membawa tas reusable yang dapat dipakai berulang-ulang tetapi selalu lupa dibawa. Sehingga pemberian kantung plastik gratis sangatlah menolong karena praktis.
Sebetulnya perihal racun dan lamanya plastik terurai bukan sekedar rumor.
Maria Hardayanto)
oxobag (dok : Maria Hardayanto)

Walaupun tidak berarti semua plastik mengandung racun. Hanya plastik PVC dan styrofoam serta plastik daur ulang (umumnya bewarna hitam) yang mengandung racun. Sedangkan berapa lama plastik akan terurai tergantung seberapa tebal plastik tersebut. Justru yang sering luput dari perhatian adalah betapa borosnya tinta yang digunakan untuk mewarnai kantung plastik yang berimplikasi pada besarnya kerusakan lingkungan yang diakibatkannya
Menyikapi hiruk-pikuk berita di media tentang kerusakan lingkungan yang diakibatkan plastik, produsen plastik meluncurkan oxobag dengan nama dagang : Oxium, Oxoplastic dan Oxobiodegradable. Tulisan merk dagang tersebut bisa dilihat dibagian bawah kantung plastik, ditambah embel embel : Cintailah Indonesia. Kantung Plastik Ramah Lingkungan. Bahkan lengkap dengan gambar uraian proses degradasi plastik. Mulai dari plastik berbentuk utuh hingga menjadi serpihan dalam kurun waktu 24 – 36 bulan kemudian.
Sebetulnya apa sih yang dimaksud oxobag ? Oxobag sama seperti kantung plastik (kresek) yang sudah lama kita kenal , bedanya pada saat proses polimerisasi ditambahkan zat aditif yang jumlahnya variatif tergantung produsennya.
Oxobiodegradable mengklaim menambahkan zat aditif TDPA sebanyak 2-3 % , yang akan membantu kantung plastiknya hancur menjadi serpihan di TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) akibat suhu tinggi, sinar UV (komponen sinar matahari) dan stress mekanik (misalnya angin atau pemadatan) dalam waktu 24 – 36 bulan.
Adapun klaim proses biodegradasi karena adanya mikro organisme seperti bakteri, jamur dan alga yang akan mengonsumsi serpihan plastik tersebut  (sumber : epi.com).

Ah, akhirnya ada pembenaran untuk berfoya foya dengan kantung plastik ! Belanja dengan kantung plastik dan membuang sampah dalam kantung plastik. Toh dalam waktu 24 – 36 bulan plastik akan hancur bahkan katanya dikonsumsi mikroorganisme. Mungkin itulah yang terlintas dalam pikiran kita.
Maaf , helaan nafas lega itu terlalu dini.

Karena masalah utama sampah perkotaan bukan sekedar adanya racun dan lamanya kantung plastik terdegradasi tetapi :
1. System kumpul - angkut dan buang sampah yang dilaksanakan PD Kebersihan mengakibatkan biaya tinggi yang harus dibebankan kepada masyarakat. Sehingga banyak masyarakat miskin memilih membuang sampahnya ke sungai atau ke selokan daripada harus membayar retribusi sebesar Rp 2.500 perbulan. Aneh ? Tidak , karena uang sebanyak itu sangat berarti untuk menambah uang beras atau …………..sebatang rokok ! Akibatnya sudah jelas, banjir tidak bisa menunggu 24 -36 bulan untuk memuntahkan airnya dan menggenangi perumahan.
2. System kumpul – angkut dan buang terbukti tidak efektif dan efisien menuntaskan permasalahan sampah perkotaan sehingga banyak sampah menumpuk di depan rumah maupun di TPS illegal. Akibatnya kota tetap kotor oleh sampah dilain pihak PD Kebersihan tetap merugi setiap bulannya. Sungguh suatu ironi !

Dari uraian diatas jelas sudah bahwa penyelesaian masalah bukan dengan mengganti kantung plastik lama menjadi oxoplastik atau oxobag. Tetapi penuntasan masalah dihulu.
Pemisahan sampah wajib hukumnya, karena sudah ada UU pengelolaan sampah no 18 tahun 2008 yang mewajibkan setiap rumah tangga dan kantor untuk memisah sampahnya.

Maria Hardayanto)
tas nenek (dok : Maria Hardayanto)
Kantung plastikpun sebaiknya tidak diproduksi lagi kecuali untuk produk tas reusable, salah satunya adalah tas belanja jadul  (tas yang biasa dipakai nenek-nenek jaman dulu) di samping ini.

Yang dibutuhkan adalah regulasi. Regulasi yang mengatur agar pabrik plastik tidak memproduksi produk sekali pakai tetapi hanya diperbolehkan memproduksi produk produk plastik tahan lama seperti peralatan rumah tangga , peralatan kantor dan masih banyak produk plastik lainnya yang belum ditemukan produk substitusinya.

Karena tanpa regulasi, pabrik plastik akan selalunyinyir dan menggoda untuk memakai kantung plastik yang diklaim sebagai ramah lingkungan.Kenapa ? Karena omzet penjualan barang sekali pakai sangat tinggi walaupun harus mengorbankansumber daya alam tak terbarukan dengan sangat boros. Mereka tidak peduli !
Pemerintahlah akhirnya yang menjadi tumpuan harapan, apakah akan mengikuti kemauan produsen plastik meraup untung ataukah melaksanakan kebijakan yang amanah. Karena konsumen hanyalah pion yang menjalankan keinginan pembuat kebijakan.

Ketika memenangi pertandingan, pembuat kebijakanlah yang dielu-elukan sebagai pemenang. Sedangkan pion tetaplah pion, berjalan kesana kemari sesuai keinginan si pemegang pion. Ah semalang itukah kita ?
Maria Hardayanto)
oxobag (dok : Maria Hardayanto)
Maria Hardayanto
reusable bag (dok : Maria Hardayanto



Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ▼  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ▼  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ▼  Apr 07 (2)
        • Biodegradable Bag, Si Kantong Plastik Berbahan Bak...
        • Oxobag. Betulkah Kantung Plastik Ramah Lingkungan ?
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates