• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah




Air minum apakah yang sekarang selalu disediakan di acara resepsi (resepsi apapun), arisan bahkan menjamu tamu ? Jawabnya pasti : air mineral dalam kemasan! Tidak hanya resepsi di gedongan, pesta pernikahan dengan organ tunggal di gang senggolpun selalu menyediakan air mineral dalam kemasan berbentuk gelas.

Seorang teman aktivis lingkungan yang ingin mengadakan pesta resepsi “semi zero waste” dengan menyediakan air minum dalam gelas beling terpaksa harus mengurungkan niatnya karena pihak catering menetapkan harga air minum dalam gelas beling 2 x lebih besar dibanding air dalam kemasan.

Benarkah air kemasan lebih murah ? Sebuah artikel berjudul Air Minum Dalam Kemasan, Beli Air atau Sampah membantu kita berhitung sebagai berikut :

Air mineral dalam gallon yang berisi 19 liter biasanya seharga Rp 9.000 – Rp 11.000. Apabila kita tetapkan berdasarkan harga termahal maka harga air mineral per ml adalah : Rp 11.000 : 19.000 ml = Rp 0.58/ml

Berapa  harga air mineral dalam gelas atau botol dipasaran ? Umumnya air mineral dalam gelas plastik @ 240 ml @ Rp 500 sedangkan air mineral dalam botol @ 600 ml @ Rp 2.000.
Padahal seharusnya air dalam gelas plastik hanya seharga : 240 ml @ Rp 0.58 = Rp 139,20 sedangkan air mineral dalam botol 600 ml @ Rp 0,58 = Rp 348.

Berarti sampah gelas air mineral yang kita beli adalah Rp 500 – Rp 139,20 = Rp 360,20 sedangkan sampah botol yang kita beli Rp 2.000 – Rp 348 = Rp 1.652. Apabila dalam sehari minimal kita membeli dan minum 2 botol air mineral, maka dalam setahun kita mengeluarkan uang 365 x 2 x Rp 1.652 = Rp 1.205.960

Tentu saja kita bisa berkilah, “Ah, Aku bisa bayar!”

Harga yang kita bayar untuk sampah plastik memang sangat murah tetapi biaya lingkungannya sangatlah mahal. 
Bahan baku plastik memerlukan proses jutaan tahun sebelum ditambang dan dipolimerisasi menjadi biji plastik. Padahal cadangan minyak bumi yang merupakan bahan baku plastik hanya tersisa belasan tahun. Hingga harga keekonomian sampah plastik yang kita beli satu dekade lagi pasti meningkat puluhan kali lipat.

Seharusnya mulai ada terobosan bahan substitusi plastik tetapi karena kiblat kita Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa santai-santai saja, kitapun ikutan nyantai.Gimana nanti sajalah !

Masalah selain ancaman harga plastik yang membumbung tinggi adalah : sampah. Sampah botol dan gelas kemasan air mineral tidak semuanya bisa di daur ulang. Diperkirakan hanya 10 % yang mampu dikumpulkan untuk didaurulang. Karena system yang memungkinkan sampah terpilih dan terkumpul sesuai jenisnya belum berlaku di Indonesia. Sehingga sampah kemasan air mineral berserakan di jalan raya (okelah, bisa terjangkau pemulung ), di sungai yang berakhir ke laut (mengakibatkan banyak biota laut mati karena memakannya). Bahkan ada teman yang paranoid sesudah melihat tontonan televisi tentang pemalsuan makanan dan minuman dalam kemasan menjadi rajin menggunting semua bekas kemasan. Yaaa….. pemulungpun ogah memulung serpihan bekas kemasan !
beakhir di sungai........
beakhir di sungai……..
Jadi apa solusinya ? Membawa tempat minum apabila bepergian sehingga tidak terpaksa membeli air kemasan. Pembeli adalah Raja. Dia adalah Penentu Pasar ! Apabila semakin banyak pemesan catering meminta air dalam gelas beling maka pengusaha catering pun akan bersaing untuk memberikan harga yang masuk akal. Karena sesuai kalkulasi diatas, bukankah harga air tanpa kemasan harusnya lebih murah ?
13011925741975424783
gelas beling berjejer di Novotel Bandung
13011928071449863670
air minum di pengajian (dok. Maria G. Soemitro)
sumber foto : disini
Wrote by Maria G Soemitro

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di setiap hari Besar, termasuk  Ramadhan dan Lebaran menjadi ajang kampanye terselubung  tokoh dan partai politik. Tulisan “Selamat Berpuasa” dan “Selamat Idulfitri” bertaburan dalam bentuk spanduk hingga merambah menjadi  iklan jor-joran di media cetak televisi.

Cibiran? Pastilah ada. Karena yang mencibir dan yang menghabiskan dana milyaran rupiah untuk iklan mempunyai hak sama dalam menyuarakan pendapat. Tetapi sebetulnya ada langkah bijak yang dapat mengganti cibiran menjadi pujian. Yaitu menyisipkan semangat peduli lingkungan dalam iklannya.  Iklan tokoh politik dengan adegan mengantongi kulit permen akan terlihat lebih smartdaripada adegan lebay lainnya. Adegan berkendaraan sepeda juga mempunyai nilai lebih dibanding adegan menanam pohon diiringi tepuk tangan cameo. Sambil menyelam minum air, sambil menebar citra mengedukasi masyarakat.

Mengapa adegan penuh semangat untuk menyelamatkan lingkungan? Karena di bulan Ramadhan dan hari Lebaran konsumsi masyarakat meningkat. Dan hukumpun berlaku. Semakin tinggi tingkat komsumsi masyarakat maka akan makin banyak sampah yang dihasilkan.

Khusus di bulan Ramadhan setiap rumah tangga akan menambah jenis dan porsi menu berbuka puasa. Lauk pauk menu utamapun sering berubah dan bertambah dengan alasan “takut lapar besok”. Demikian pula di hari Lebaran dan hari-hari libur pasca Lebaran. Begitu banyak makanan ekstra, begitu banyak jajanan.

Akibatnya tentu saja volume sampah kota bertambah. Di bulan Ramadhan, hari-hari Lebaran dan hari-hari libur Lebaran di tempat rekreasi. Kepala Dinas kebersihan DKI memprediksi sampah kota Jakartameningkat 5 - 10 % dari volume awal 6.500 ton. Di Lhokseumawe diprediksi volume sampah meningkat 35 %. Sedangkan walau Dirut PD Kebersihan Bandung memprediksi sampah “hanya” meningkat 55 ton menjadi 1.155 ton sampah yang diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA), Dinas Pengelolaan Persampahan, Pertamanan dan Pemakaman Sukabumi berani memastikan sampah yang diangkut ke TPA Cikundul meningkat 300 % menjadi 300 ton.

Perbedaan prediksi disebabkan setiap Kepala Dinas hanya menghitung berapa kali truk wara-wirimengangkut sampah dan laporan volume sampah yang diangkut. Sampah di kota besar tidak terangkut semua karena jumlah armada truk dan jarak tempuh dari TPS ke TPA yang cukup jauh menyebabkan warga kota besar terpaksa membuang sampah ke tepi jalan, sungai atau membakarnya. Tidak demikian halnya dengan kota kecil yang sanggup mengatasi masalah lonjakan sampah penduduknya.

Masalah sampah terjadi ketika sampah sudah menggunung. Metode yang diterapkan memang seperti itu : Kumpul, angkut dan buang. Sehingga ketika jumlah penduduk Indonesia melonjak setiap tahunnya dan harga bahan bakar minyak(BBM) makin membumbung, biaya tinggilah yang terjadi. Padahal sampah yang dibuang mengandung banyak potensi. Diproses menjadi pupuk, menjadi biji plastik, daurulang produk lain bahkan menjadi energy listrik.

Penyelesaian masalah sampah tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah daerah sendiri. Perlu peran serta masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh politik dan para ulama. Apabila setiap ulama bersedia menyisipkan pesan lingkungan di setiap tausiahnya maka bumi akan terhindar dari bencana lingkungan. Banyak sekali ayat AL Quran yang mengajak umat manusia memelihara bumi yang menghidupinya yang anehnya sering terabaikan.
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ▼  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ▼  Maret (4)
      • ▼  Mar 19 (2)
        • Beli Air Minum, Berbonus Sampah!
        • Iklan Politisi Seharusnya Bermanfaat
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates