Manisnya bisnis persampahan nampaknya menarik minat
pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-segan menggelontorkan
modal yang antara lain diperlukan untuk
1. Membeli kendaraan pengangkut sampah
anorganik dari lapak-lapak kecil ke
Bandar
2. Membayar honor pekerja pemisah
sampah anorganik
3. Menyewa bedeng tempat tinggal dan
membeli gerobak dorong untuk tukang rongsok sebagai ujung tombak pengumpul
sampah anorganik dari rumah ke rumah.
Mereka
umumnya berasal dari luar Kota Bandung. Aneh bukan? Ya, sumber daya manusia
yang berkecimpung di persampahan umumnya bukan berasal dari Bandung. Mereka
bekerja sebagai:
1. Tukang sampah kota. Tau kan? Itu
lho bapak atau ibu yang rajin menyapu jalan jalan protokol, taman. Mereka umumnya dibayar perusahaan
outsourcing atau langsung dibawah dinas kebersihan.
2. Tukang rongsok. Mereka datang dari
luar kota Bandung dan tidur di bedeng-bedeng yang disiapkan pengepul. Mendapat
pinjaman gerobak terkadang mendapat pinjaman modal untuk membeli sampah anorganik
juga.
3. Karyawan pengepul. Mayoritas mereka
berasal dari luar Kota Bandung, mungkin karena upah yang ditawarkan terlalu
murah sehingga warga kota Bandung enggan berkecimpung menjalani ke-3 profesi
ini. Mereka biasanya mengambil tugas sebagai tukang sampah di wilayah
kediamannya, atau bahkan manjadi pengepul seperti pak Herry dan pak Aa yang
menjadi pengepul di wilayah Kendal Gede.
Keberadaan
pak Herry yang memiiliki kendaraan pengangkut sangat membantu pengepul kecil
seperti tehTita.
Karena tanpa mengeluarkan biaya transportasi, sampah anorganik yang berhasil
dikumpulkan, dibeli oleh pak Herry (pengepul besar). Dan berlakulah hubungan simbiose mutualisme.
Ditemui
di lapaknya di jalan Sukamulya Indah , pak Herry tampak bersenda gurau dengan
karyawannya yang sedang memilah sampah. Nyaris tak berjarak, mungkin karena menyadari
bahwa jika mereka tak bekerja dengan rajin maka penghasilan yang diterima pak
Herry tidak cukup untuk membayar upah karyawan.
Sebagai
newbie, bagaimana kiat pak Herry menguasai medan persampahan yang awalnya
asing? Rupanya pak Herry memiliki tangan kanan yang paham seluk beluk dunia
bisnis persampahan sehingga mereka bisa bergandeng tangan menekuni bidang ini. Para
pelakon persampahan dengan mudahnya menilai harga sampah anorganik hanya dengan
melihat dan memegang suatu sampah misalnya plastik, suatu jenis sampah
anorganik yang paling banyak ragamnya.
Seperti
diketahui jenis plastik dibedakan sesuai dengan bahan pembentuknya yang
membantu plastik bersifat lentur atau justru sebaliknya rigid dank eras. Jenis
plastik bisa diketahui dari logo yang nampak sebagai berikut :
Lumayan ribet bukan?
Lebih jelasnya saya copas dari blog
alamendah berikuT;
PETE
atau PET (polyethylene terephthalate);
Kemasan plastik ini diberi label atau kode angka “1”
dalam segitiga. Kode ini biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih,
transparan, tembus pandang seperti botol air
minuman kemasan, minyak goreng, selai peanutbutter,
kecap, dan sambal.
Kemasan
dengan kode ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk
menyimpan air hangat apalagi panas. Bila terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan
polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
HDPE
(high density polyethylene);
Plastik dengan label angka “2” dalam segitiga. Kode
ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon
air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
HDPE
merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan
untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman yang dikemasnya.
Kemasan
berlabel HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena proses
pelepasan senyawa antimoni trioksida akan terus meningkat seiring waktu.
V
atau PVC (polyvinyl chloride);
Kemasan plastik berlabel angka “3” dalam segitiga.
Plastik berbahan PVC (polyvinyl
chloride)
merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
Kandungan
dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk
ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC (polyvinyl
chloride)
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan
LDPE
(low density polyethylene);
Plastik jenis ini mempunyai kode angka “4” dalam
segitiga. Kemasan plalstik berbahan LDPE (low
density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan
botol-botol yang lembek.
Barang-barang
dengan kode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di
hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.
PP
(polypropylene);
Kemasan ini berlabel angka “5” dalam segitiga. Kemasan
berbahan PP (polypropylene)
adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama sebagai tempat makanan dan
minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum (termasuk botol minum
untuk bayi).
Karakteristik
kemasn plastik dari bahan polypropylene
adalah transparan yang tidak jernih atau berawan tapi tembus cahaya, serta
tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak.
PS
(polystyrene);
Kemasan ini berlabel angka 06 dalam segitiga dan biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam,
tempat minum sekali pakai, dll.
Bahan
Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine
ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk
otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di
Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk
negara China.
Other;
Kemasan ini berlabel angka 7 dalam segitiga. Kemasan
plastik ini biasanya terbuat dari SAN (styrene acrylonitrile), ABS
(acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. Dapat
ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku
cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan
plastik kemasan.
SAN
dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring
kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan
lego dan pipa. PC (Polycarbonate) dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas
anak batita (sippy cup),
botol minum polikarbonat, dan kaleng k kemasan makanan dan minuman, termasuk
kaleng susu formula.
SAN dan ABS dapat digunakan untuk tempat
makanan. PC Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada
ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan
tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman
Ironisnya
botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan
sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air
mendidih atau air panas.
Wrote by Maria G Soemitro