• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah




dok disini

RVM, solusi atau tanggungjawab?
Hari Senin, 26 Desember 2011 sekitar pukul 23.00 WIB, salah satu radio anak muda di Bandung mengangkat topik sampah. Wah bagus banget! Dengan hastag #BdgBgt dan narasumber Ridwan Kamil, mereka pastinya punya tekad ngga mau peristiwa Bandung Lautan Sampah, 21 Februari 2005 terulang. Sayang sekali kali ini penulis harus kecewa.

Bahkan gambar-gambar yang diposting pada twitter mereka sebagai berikut :

dok disini



Mengapa? Karena gambar-gambar dan solusi keren  tersebut kurang tepat sasaran. Sebanyak 60-70 % sampah di Indonesia bukanlah sampah kaleng dan plastik melainkan  sampah mudah membusuk alias sampah organik. Hal itu pulalah yang menyebabkan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Bandung mendapat penolakan. Idealnya mayoritas sampah yang masuk PLTSa adalah sampah kering/setengah kering seperti di negara maju sehingga tidak dibutuhkan energy ekstra untuk mengeringkannya.

PLTSa Bantargebang yang digadang-gadang akan mampu menghasilkan listrik dari pengolahan gas methanpun hingga kini tidak terdengar kabarnya. Bahkan tahun ini Pemerintah Kota Bekasi menuntut kompensasi pembayaran Rp 19 milyar untuk perluasan lahan pembuangan sampah. Padahal apabila proyek waste to energy di Bantargebang berjalan lancar harusnya TPA tersebut tidak memerlukan perluasan lahan bukan?

Masalah utama sampah memang bukan teknologi pemrosesan sampah yang terkumpul di TPA. Karena untuk urusan teknologi sih ilmuwan Indonesia bejibun banyaknya. Tetapi lebih ke masalah kultur. Masalah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Dan masalah tersebut tidak akan terpecahkan apabila menafikanjenis sampah yang dibuang penduduk Indonesia. Atau bahkan menyamakan jenis sampah Indonesia dengan jenis sampah Singapura dan Denmark sebagai bahan study banding.

Jadi gimana dong? Sederhana saja, sesederhana yang dilakukan orang tua jaman dulu yaitu memisahkan sampah basah dan mudah membusuk terlebih dulu. Karena sampah anorganik menggunung di depan rumah selama sebulanpun tak apa-apa.
Sampah organik yang mudah membusuk dimasukkan ke lubang resapan biopori (LRB). LRB sangat mudah dibuat. Diperkenalkan pertamakali oleh kompasianer Kamir R. Brata , ilmuwan IPB yang telah bereksperimen puluhan tahun. Kamir R. Brata juga pernah menunjukkan cara pembuatan LRB di halaman belakang

Gedung KompasGramedia, Jakarta. LRB mempunyai multi fungsi, selain menyimpan sampah organik yang menjadikan tanah tersebut subur juga sebagai penyimpan air hujan di perkotaan. Air hujan yang menimbulkan banjir, kemacetan dan rusaknya jalan-jalan umum.

Kamir R. Brata di halaman belakang gedung Kompas Gramedia
pak Kamir R Brata di halaman belakang gedung Kompas Gramedia


LRB juga cara termudah untuk anak-anak muda yang mulai peduli sampah. Mereka bisa bikin acara ngumpul bareng untuk membuat LRB di taman-taman kota yang bisa diisi daun-daun kering dan rumput. Selain itu juga membuat LRB di rumah-rumah secara bergantian.

Bagaimana dengan pekarangan rumah yang terlanjur tertutup semen tanpa meninggalkan celah untuk membuat LRB? Tetap ada solusi, yaitu membuat/membeli kotak takakura untuk membuang sampah organik kesitu. Dalam kurun waktu 2 bulan kotak takakura yang terisi penuh karena diisi sampah setiap hari dapat disaring. Hasil saringannya berupa kompos, sangat berguna untuk tanaman sedangkan sisanya masukkan saja kembali ke kotak untuk diisi sampah organik kembali. Bagaimana dengan sampah anorganik? Berikan saja pada pemulung, atau bisa juga dijual, nilainya sekitar  Rp 100.000/keluarga/bulan. Mudah bukan?

Memang mudah, masalahnya menjadi njlimet karena sikap feodal masyarakat Indonesia yang memandang rendah urusan sampah. Sehingga pemulung yang sudi mengais-ngais sampah ditahbiskan sebagai pahlawan lingkungan. Wah pemulung bukan pahlawan lingkungan. Perilaku pemulung umumnya tidak ramah lingkungan. Dia memulung karena terpaksa. Apabila ada alternatif pekerjaan yang tidak berurusan dengan sampah dan penghasilannya lebih besar, pastilah dia akan lebih memilih meninggalkan profesi pemulungnya.

sumber disini

Bagaimana dengan alternatif-alternatif pengelolaan (recycle) sampah seperti gambar diatas? Nggak terlalu jelek sih. Sekedar untuk asyik-asyikan boleh juga. Tapi tidak mengedukasi. Karena edukasi lingkungan haruslah dimulai dengan mengurangi sampah atau reduce. Baru kemudian  reuse. Recycle adalah pintu gerbang terakhir sesudah 2 tahap awal berusaha dilakukan.
Recyclepun sebetulnya bukan kewajiban kita sebagai konsumen karena menurut undang-undang nomor 18 tahun 2008 ayat 15, produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.

Jadi sudah seharusnya produsen softdrink dan semua produsen yang menggunakan kemasan kaleng menyediakan mesin diatas. Bahkan produsen juga wajib menyediakan mesin  tersebut di supermarket-supermarket seperti reportase Della Anna dari Belanda.

Juga bukanlah sesuatu yang aneh ketika pihak Danone Aqua menyediakan Reserve Vending Machine (RVM) di Monas. Dimana pengunjung yang membawa 10 botol bekas Aqua bisa menukarkannya sebagai tiket masuk. PT Tirta Investama selaku produsen Aqua seharusnya menyediakan berjuta-juta mesin serupa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap limbah hasil produksinya. Mesin-mesin tersebut wajib disebarkan ke seluruh penjuru Indonesia untuk diproses hasil cacahan plastiknya oleh UMKM yang menjadi rekanan PT Tirta Investama.

Bahkan PT Tirta Investama seharusnya segera menyediakan mesin-mesin tersebut karena sudah terlalu lama kewajibannya diambil alih oleh para pemulung dan tukang rongsok yang bersedia keliling penjuru kota untuk mengumpulkan bekas kemasan mereka, menyetorkannya pada pengepul hingga akhirnya diolah oleh para pelaku usaha mikro menjadi biji plastik.

Dan tentu saja, produsen air mineral dalam kemasan juga tidak boleh melupakan dosalainnya yaitu  privatisasi dan monopoli terhadap sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak. Entah sudah berapa ratus triliun rupiah sumber daya alam berupa air yang telah dikeruk dari bumi Indonesia ini.

Hingga waktu itu tiba. Waktu dimana penduduk Indonesia harus berperang untuk memperebutkan air bersih. Waktudimana penduduk Indonesia dipenuhi ledakan sampah anorganik karena ulah produsen yang tidak bertanggungjawab dan pejabat lemah yang kekenyangan uang korupsi.

**Maria G. Soemitro**
sumber gambar :
  • Kompas.com

  • antaranews

  • disini dan disin
    i
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ▼  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ▼  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ▼  Mar 01 (1)
        • #BdgBgt , Solusi Sampah Menarik Tapi ..........
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates