Elina Dan Dunia Fantasi Tanpa Batas






Salah satu “penyakit” dalam kegiatan usaha adalah suka meniru. Gapapa sih jika hasil tiruan lebih bagus atau mempunyai perbedaan yang khas. Tapi gimana jika lebih buruk? Hal itu melanda juga kerajinan limbah kemasan. Berduyun-duyun orang membuat limbah kemasan dengan harapan hanya berbahan baku limbah akan menggaet laba lumayan. Eh ternyata hasil nya tidak seperti yang diharapkan. Sesudah itu ramailah menyalahkan limbah kemasan sebagai biang kerok, padahal dimana-mana juga barang jelek sih siapa yang mau beli? Apapun produknya berlaku hukum : “pembeli ingin membeli barang bagus dengan harga murah”.

Berkunjung ke studio 181, kita akan melek dan paham, bagaimana seharusnya memproduksi barang dari limbah. Kita akan terkagum-kagum pada ide brilian pembuatnya : Elina Farida, pemilik studio 181. Tak heran perempuan paruh baya berparas ayu mendapat reward bergengsi seperti Femina Award. Karena serpihan keramik yang semula tak bernilai berubah menjadi masterpiece seindah ini.


Spidol yang habis tintanya dan entah harus dibuang kemana, disulap Elina menjadi karya keren:


Bahkan kancing bekas, sembitan kulit berubah menjadi gelang etnik yang cantik:



Siapa Elina? Pemilik nama Elina Farida Eksan ini adalah pengelola galeri dan pengusaha keramik lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Bersama keramiknya, Elina sudah wara wiri ke mancanegara. Berikut karyanya: 


Dalam keseharian. Elina sering merasa miris melihat keramik buah karyanya berakhir sebagai limbah. Maklum banyak keramik hasil olah tangannya yang dibuat berdasarkan pesanan sehingga tentunya berkualitas tinggi.  Daur ulanglah jalan keluarnya. Dan seperti layaknya sebuah pintu solusi, pintu daur ulang membuka kearah pintu pintu lainnya.

Kebetulan Elina merupakan seorang desainer pakaian, maka bisa ditebak apa yang melintas menjadi sasaran kreativitasnya. Mulai dari kancing bekas, sebitan kain, serpihan kulit, hingga cat bekas dan spidol bekas. Tidak ada kata limbah untuk Elina, semua merupakan bahan baku yang sangat tinggi nilainya bagi karya-karyanya yang lain.


Ingin menikmati buah karya Elina? Silakan datang langsung ke jalan LLRE Martadinata atau di bundaran Taman Pramuka, bersebelahan dengan mi godog Jawa dan rumah makan Padang Bunda Saiyo. Galeri studio 181 buka dari jam 09.00 pagi hingga pukul 21.00 malam, kecuali hari Minggu jam 10.00 hingga pukul 20.00 malam. Limbah tak terduga akan ditampilkan menjadi buah karya keren disini, dengan harga Rp 50.000 Rp 5.000.000.  Tidak percaya? Ya datang sendiri dong ^-^ 



Share:

0 komentar