Sekali Tepuk Dua Tempat
Tiba
tiba saya teringat lelucon, “sekali
tepuk dua nyawa” sepulang mengunjungi objek pemetaan peta persampahan, Selasa
10 Februari 2015. Karena dalam TOR detektif #BebasSampahId, ada 5 jenis
pengelola sampah yang harus didatangi yaitu: Bank Sampah, Pengepul, Pengomposan,
Reparasi, Unit Usaha. Nah jika di satu tempat , seorang detektif menemukan 2 kegiatan pengelolaan sampah
sekaligus, bukankah berarti “sekali tepuk dua tempat”?
![]() |
jalan menuju Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera, nampak asri (dok Maria G) |
Lokasinya di jalan Subang, perbatasan RW 01 dan RW 02. Waduh aneh bin ajaib. Bagaimana cara mencari perbatasan RW? Di kompleks Antapani pula. Penghuni kompleks perumahan umumnya cenderung individualistis. Mungkin karena dihuni beragam penduduk. Penduduk urban yang berasal dari provinsi Sumatera Utara atau Jawa Tengah atau provinsi manapun yang datang ke suatu hunian baru akan menjadi individu-individu yang asyik dengan dunianya ketika pindah ke area urban. Sulit mencari alamat hanya berdasarkan nama warga dan alamat yang kurang lengkap.
Untunglah
ada nomor kontak yang bisa dihubungi, sehingga berbekal pengetahuan pas-pasan
tentang perumahan Antapani, sayapun naik angkutan umum Antapani – Ciroyom.
Ternyata terlewat, hampir tiba di jalan Cicampek, untunglah pak supir angkutan
umum mengingatkan. “Neng, jalan Subang hanya sampai disini, didepan sudah jalan
Cikampek”. Terpaksa deh balik lagi, cukup lumayan jauh. Ditambah labirin yang
untungnya tidak terlalu berkelok-kelok (“orang Indonesia memang selalu
beruntung, ya? ^_^), dan dipandu via ponsel, sayapun menemukan bank sampah dan
tempat pengomposan “Bina Usaha Sejahtera”.
Ini
dia penampakan Bank Sampahnya.
![]() |
Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) |
Penerima
telephone ternyata putri pak Iyus, ketua RW 02
RT 02 Kelurahan Antapani Tengah Kecamatan Antapani menjelaskan bahwa ibu
dan bapaknya sedang pergi. Saya akan bertemu penanggung jawab, pak Rambat,
ketua RT 02, yang menerima saya dengan amat ramah di depan lokasi Bank Sampah.
Keberadaan
Bank Sampah menjadi salah satu syarat jika suatu daerah (RW) ingin memenangkan
kejuaraan Bandung Green and Clean yang diselenggarakan sejak tahun 2009. Dan
mereka berhasil memenangkan juara harapan Bandung Green and Clean. Bukan juara
pertama karena mungkin tidak mudah mengorganisir Bank Sampah yang membutuhkan
pendataan akurat tetapi dikerjakan secara sukarela.
![]() |
buku Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok. Maria G. Soemitro) |
Beberapa
catatan terakhir nampak di tembok ruangan mungil namun cukup memadai untuk
ukuran Bank Sampah karena sampah anorganik yang disetorkan umumnya hanya
transit sebentar sebelum dicatat dan dijual ke pengepul.
Dari
buku-buku bank sampah yang ditunjukkan, terlihat pendataan terakhir pada tahun
2013. Uangnya tidak mengendap lama, hanya dicatat dan langsung diberikan pada
yang berhak.
![]() |
Catatan Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera (dok. Maria G. Soemitro) |
Beberapa
barang yang diterima Bank Sampah Bina Usaha Sejahtera adalah sebagai berikut:
1. Botol/gelas plastik campur (emeran) Rp 1.000/kg
2. Kardus Rp 1.200/kg
3. Kertas Koran Rp 1.500/kg
4. Besi Rp 2.000/kg
Dalam
perjalanan pulang, saya bertemu dengan pak Iyus, Ketua RW 02 yang baru pulang
dari kantor Kelurahan Antapani Tengah. Kesan saya, beliau amat berdedikasi mewujudkan wilayah yang bersih, aman dan
nyaman.
Tampak dari rimbunnya pepohonan sehingga wilayah Bandung Selatan yang
umumnya gersang terasa sejuk disini. Mungkin tugas selanjutnya yang harus
dilakukan adalah merangkul warga agar mau memisah sampah dan menabung di bank
sampah secara berkelanjutan. Jika warga
mendapat manfaat, tugas tersebut pasti mudah dilakukan.
![]() |
sampah anorganik (dok. Maria G.) |
0 komentar