Teh Tita, Pengepul Yang Jelita
Dalam kisah persampahan, ternyata 1 (satu)
ditambah 1 (satu) tidak selalu sama dengan 2 (dua). Contohnya lika liku kerja
pemulung. Nampaknya pekerjaan mudah hanya memulung dan merekapun mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan
nafkah sehari-hari.
Tapi ternyata tidak sesederhana itu, pemulung sulit sekali
menjual hasil temuan mereka.
Temuan?
Iya temuan, kan mereka mengais tumpukan
sampah dan menemukan sampah anorganik yang bisa dijual. Tidak heran banyak
pengepul yang menolak hasil kerja mereka karena sampah anorganik yang mereka
setorkan berlumur lumpur atau bercampur sampah organik yang membusuk. Yang
pasti menjijikkan dan baunya menyengat deh. Bayangin aja mereka memulung dari
selokan, tempat-tempat sampah yang dikerumuni lalat, dan berbagai tempat yang
tak terbayangkan lainnya.
Padahal
pemulung dan tukang sampah merupakan ujung tombak pengurang sampah yang hendak
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Jika tidak ada yang menampung
hasil kerja mereka, wuaduh akan seberapa banyak jumlah sampah yang harus
diangkut setiap waktunya?
Hingga
akhirnya, hari Sabtu 2 Juni 2015, saya bertemu lapak pengepul yang mau menerima
barang temuan pemulung. Pengepul yang baik hati tersebut tinggal dan memiliki
lapak di daerah Sekemirung. Namanya Tita.
Seorang perempuan jelita yang dengan
telaten membersihkan sampah anorganik yang dibelinya. Dipisahkan hingga
bersih dari tutup botol, lembaran merk dan kotoran yang melekat, sehingga
lokasi kerjanya kotor dan becek.
kondisi lapak teh Tita |
Dari
sini bisa terlihat bedanya kegiatan ‘memisah
‘ sampah dan ‘memilah ‘ sampah. Jika
kita memisah sampah sejak membuang sampah maka hasil kumpulan sampah
anorganikpun bersih, tidak tercampur sampah organik yang umumnya busuk/basi
dengan mudahnya.
Beda
halnya dengan proses memilah, terjadi ketika kita tidak memisah sampah sejak awal. Sehingga sampah organik dan sampah
anorganik tercampur dalam keranjang sampah. Sampah yang telah tercampur inilah
yang biasanya dipilah dan ‘diselamatkan’tukang sampah yang bertugas mengambil sampah dari
rumah ke rumah. Karena tukang sampah mengambil sampah dari rumah tangga yang relatif
bersih, juga selisih waktunya tidak lama maka kumpulan sampah yang disetorkan
tidak terlalu kotor dan bau. Tidak demikian dengan pemulung yang harus mengais
sampah anorganik di jalan yang dilalui, di selokan dan di tempat sampah
terbuka, sehingga bisa dipastikan hasil memulungnya sangat menjijikkan dan bau.
Saran
yang terbaik menuju perubahan gaya hidup tentunya memisah sampah sejak awal
sampah terbentuk, karena banyak keuntungannya:
- Tempat sampah tidak mudah bau
- Langkah awal membentuk bank sampah
- Memanusiawikan pemulung dan tukang sampah. Bukankah mereka akan bergembira ria jika memulung sampah yang bersih, tidak tercampur sampah organik?
Pengepul
sendiri sebetulnya sama dengan unit usaha lainnya yaitu mengejar keuntungan
agar uangnya bisa berputar. Teh Tita contohnya, dia tahu bahwa tidak bisa
mengandalkan setoran sampah dari rumah tangga disekitarnya. Diapun paham, dirinya
tidak memiliki modal besar untuk menampung
dan menyediakan tempat tinggal bagi tukang rongsok yaitu orang yang mau
mendatangi rumah ke rumah untuk mengumpulkan sampah anorganik/rongsokan. Jalan keluarnya ya menerima setoran sampah
tanpa pandang bulu apakah berasal dari tukang rongsok atau ibu rumahtangga yang
notabene bersih atau dari pemulung yang hasil temuannya kotor serta bau.
Setelah
sampah yang dibersihkan dan dikumpulkan telah cukup banyak, teh Tita akan
meminta bantuan/menyewa mobil pick-up untuk membantunya mengirim dan menjual
sampah anorganik tersebut ke Bandar Sampah. Tentunya dia mencari Bandar Besar
yang berani membeli tinggi, karena itulah pasar sampah organik bersaing sangat
ketat. Siapa yang mampu berstrategi maka akan bertahan dan menuai profit
lumayan.
Lapak
teh Tita dapat ditemui di kawasan Sekemirung B62, masuk dari jalan Cigadung
Raya Timur di sebelah masjid Al Muqarohmah, bisa ditanyakan letak lapak teh
Tita yang cukup terkenal. Buka sejak pagi hingga sekitar pukul 17.00,
bersiaplah bertemu pemilik lapak yang jelita , murah senyum dan tidak pelit
berbagi informasi.
lapak teh Tita tampak depan |
0 komentar