Aroma Curiga Di Pasar Besi Bekas Cikaso
Jika
Rindu Order di Jalan Cimuncang Bandung merupakan Bandar Besar sampah kertas,
maka pasar besi bekas Cikaso akan memuaskan calon pembeli dan penjual karena
beragam jenis besi bekas dijual disini.
Untuk
mencapai pasar ini sebaiknya masuk dari jalan Ahmad Yani. Kemarin saya salah
perkiraan, masuk dari arah jalan WR Supratman yaitu jalan Cikaso Selatan,
sehingga harus jalan kaki cukup jauh yang membuat gempor dan betispun
membengkak bak betis Popeye the Sailorman. ^_^
Sedihnya
lagi, saya tidak diterima dengan ramah disini. Padahal urang Sunda terkenal sikap
ramah tamahnya. Entahlah apa
penyebabnya, mungkin pernah terjadi hal yang tak menyenangkan. Destinasi pertama yang saya kunjungi adalah lapak pak
Tatang.
lapak pak Tatang |
Ternyata
pak Tatang enggan menjawab, dia memanggil istrinya. Istrinya pun setengah hati
menjawab, dia menyarankan saya untuk meminta izin ke ketua RT dan ketua RW
dulu. Aduh mak, mungkin dipikirnya saya akan meminta sumbangan. Saya juga diminta untuk mewawancara ibu Hindun
sebagai sesama pemilik lapak barang bekas lainnya. Sehingga saya harus
menerangkan bahwa semua lapak akan disurvey. Tidak ada pilih kasih ^_^
Sesudah
bermanis ria dan menjelaskan panjang x lebar, barulah ibu Tatang mau memberikan
data. Darimana dia mendapat sampah anorganik (sampah rongsokan), berapa lama barang-barang
tersebut terkumpul dilapaknya hingga ada perantara yang membeli barang
dagangannya untuk dijual ke bandar besar.
Destinasi
kedua setelah lapak Pak Tatang adalah lapak Ibu Hindun. Lapaknya sangat khas
karena selain besi , kardus dan plastik
, Ibu Hindun juga menerima pecahan
pecahan kaca sisa bengkel yang dijual lagi.
lapak Ibu Hindun |
Sama
seperti ibu Tatang, entah mengapa sikap ibu Hindun kurang ramah. Padahal saya
sudah menjelaskan tujuan wawancara yaitu memetakan tempat-tempat yang bisa
menjadi destinasi jika warga telah sadar memisah sampahnya.
Tapi
okelah mungkin ibu Tatang sedang sibuk, mungkin ibu Hindun sedang malas
menjawab, mungkin … ^_^
…………, sejuta kemungkinan bisa saja terjadi. Yang pasti pintu lapaknya
segera ditutup saya selesai mewawancarai dan beranjak pergi. Duh, sedihnya ^-^
lapak Ibu Hindun yang ditutup, hiks |
Kembali
ke topik utama yaitu pasar besi bekas Cikaso. Hati-hati menanyakan area ini
karena saya salah menafsirkan sebagai lapak di area pasar tradisional Cikaso,
yang berjarak cukup jauh. Pasar
tradisional Cikaso terletak di kawasan perumahan penduduk sementara area pasar
besi bekas Cikaso yang berusia puluhan tahun ini terletak di jalan Cikaso ujung
menuju jalan Ahmad Yani, salah satu jalan protokol Kota Bandung.
Di
sepanjang jalan ini berjejer lapak-lapak penjual besi bekas. Hanya dua yang
berbeda yaitu lapak Pak Tatang dan Ibu Hindun. Keduanya menjual plastik, kertas
dan beragam rongsokan lain selain besi bekas yang jenisnyapun teramat banyak. Almarhum
suami Ibu Hindun konon adalah salah satu sesepuh kawasan ini. Beliaulah yang
sering mengumpulkan barang dari lapak ke lapak dan menjualnya ke Bandar Besar
di luar Kota Bandung.
Bisnis
ini memang menjanjikan keuntungan. Selama warga masyarakat masih membuang
sampah anorganik maka jarum perdagangannya akan berputar sangat cepat. Mulai dari
pembuang sampah – pengepul – broker – bandar besar – produsen – retail –
konsumen / pembuang sampah demikian seterusnya.
Diperlukan
kepedulian pemerintah untuk membantu
agar mereka menjadi salah satu solusi pengurangan sampah kota, karena selama
ini mereka berjuang sendirian. Bak akar yang tumbuh dalam sepi, semakin besar dan membesar. Terhenti pertumbuhannya
ketika ada penggusuran.
Ah,
apakah itu penyebab mereka memandang saya dengan curiga?
komoditi Ibu Hindun |
Area Pasar Besi Bekas Cikaso |
1 komentar
bukanya kurang ramah jangan mengganggu waktu kerja kami saya orang cikaso besi asli menurut saya orang cikaso tidak seperti mungkin orang orang cikaso anti media maaf bukannya tidak disenangi ada tamu tapi jangan menggangu
BalasHapus