Entrepreneur Limbah Itu Tukang Sol Sepatu
Tanpa disadari ada profesi turun temurun yang menandakan kegiatan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)sebetulnya sudah mendarah daging di Indonesia. Yaitu : Tukang Sol Sepatu! Ya, tukang sol yang bersliweran keluar masuk kampung dengan teriakannya : Solll ……. Sol …. Solll……Sol Sepatu! sebetulnya berjasa besar dalam menghemat isi kantong kita dan secara tidak langsung telah berjasa bagi lingkungan.
Apa jadinya Indonesia tanpa tukang sol sepatu ? Banjirnya sepatu bermerk dengan kwalitas KW1, KW2, hingga KW super yang indah dipandang tapi tidak awet dipakai mengakibatkan sepatu baru beli sudah copot haknya atau lepas jahitan pinggirnya. Jalan-jalan diperkotaanpun tidak ramah untuk sepatu. Lebih banyak area kerikil daripada area jalan mulus. Tetapi yang paling mendukung percepatan kerusakan sepatu adalah cuaca Indonesia yang tidak bersahabat. Siang hari cuaca panas menyengat tapi tidak lama kemudian hujan turun deras menyebabkan banjir meluapkan air got. Sehingga sepatu terendam dalam air bercampur lumpur merupakan pemandangan yang biasa.
Akibat cuaca demikian, kerusakan sepatu tak terhindar lagi. Apakah itu sepatu baru pakai atau sepatu lama tapi nyaman dipakai. Solusinya jelas bukan dengan cara membuang sepatu dan membeli yang baru. Membeli sepatu baru tidak menjamin akan memberi kenyamanan yang sama dengan sepatu lama. Selain itu, harus mengencangkan ikat pinggang nih, semua serba mahal! Uang membeli sepatu baru lebih baik digunakan untuk membeli sembako yang kian mahal. ^_^
Keberadaan tukang sol sepatu memberi harapan kepada pemilik sepatu untuk memperoleh kenyamanan kembali sepatu lamanya. Karena tukang sol sepatu berperan dalam 3 hal :
1. REDUCE
Pemilik sepatu tidak sekedar menghemat anggaran pembelian sepatu tetapi juga menghindari bertambahnya sampah. Tanpa tukang sol sepatu, mungkin dalam setahun pengguna sepatu harus membeli 3 pasang sepatu tapi dengan adanya tukang sol sepatu, cukup sepasang sepatu dalam kurun waktu satu tahun. Andaikan jumlah penduduk suatu kota adalah 2 juta, maka 2 juta @2pasang sepatu = 4 juta pasang sepatu.
Berapa rupiah uang yang dihemat? Misalkan harga sepatu Rp 150.000/pasang maka 4 juta @ Rp 150.000 = Rp 600.000.000.000……… Wow, 600 milyar rupiah !! (Dalam kasus ini pembelian sepatu dilihat dari sudut kegunaannya sebagai alas kaki bukan modenya).
Jumlah yang cukup lumayan bukan? Ini baru hitungan untuk satu kota, apabila diambil 5 kota terbesar di Indonesia, hasilnya pasti tidak sekedar lumayan.
Prediksi sampah yang berhasil dihindarkan sekitar 5 kota @ 2 juta penduduk @ 2 pasang sepatu = 20 juta pasang sepatu.
Dalam meminimalisir sampah sepatu, tentunya jejak karbon yang bisa dihemat juga menjadi pertimbangan, perhitungannya tergantung seberapa banyak energy yang digunakan untuk menghasilkan setiap sepatu.
2. REUSE
Jasa tukang sol sepatu tidak sekedar menghemat pengeluaran tetapi sepatu lama bisa digunakan kembali (reuse). Bahkan apabila tugas Anda memaksa untuk mengukur jalan atau aktivitas luar lainnya yang memaksa sepatu harus bertemu jalan tidak ramah sepatu maka tukang sol sepatu dengan senang hati akan memberikan jasa menjahit sol sepatu. Sehingga sepatu rusak bisa dikenakan kembali.
Tukang sol sepatu juga menyediakan sol sepatu untuk menggantikan alas sepatu yang bolong parah dan menyulapnya menjadi nyaman dipakai tanpa takut air hujan memasuki celah yang sebelumnya berlubang.
Anda tidak menyukai suara tok…tok…tok…hak sepatu ketika beradu lantai keras? Nah tukang sol sepatu menyediakan jasa dan bahan tambahan agar alas sepatu lebih empuk dan tidak bersuara heboh lagi.
3. RECYCLE
Recycle yang berhasil dikerjakan oleh team tukang sol sepatu adalah dengan digunakannya kembali ban bekas kendaraan sebagai pengganti hak /sol sepatu yang rusak. Pemilik yang mempunyai sepatu lama dengan alas sepatu bolong tak tertolong tetapi merasa sayang untuk membuangnya karena nyaman dipakai dapat meminta bantuan jasa tukang sol sepatu. Dan…… simsalabim !! Sepatu lama dengan alas barupun siap digunakan.
Banyakkah pengguna jasa sol sepatu? Di sepanjang jalan Cihapit Bandung ada kurang lebih 3 tukang sol sepatu dan nampaknya tidak pernah sepi pengunjung. Belum lagi di ruas jalan lainnya . Beberapa dari mereka berkeliling ke pelosok kota menjemput pelanggan.
Darimana mereka mendapat keahlian? Ada tukang sol sepatu mantan pekerja sepatu Cibaduyut yang terpaksa menjadi tukang sol sepatu. Karena seiring masuknya sepatu made in China dengan harga bersaing maka banyak pengusaha kecil sepatu Cibaduyut yang harus gulung tikar.
Ada pula yang mendapat keahlian secara otodidak atau magang dari rekannya yang senior.
Mayoritas dari mereka mempunyai sawah di kampung halaman . Sayang hasil panen hanya cukup untuk dikonsumsi hingga musim tanam berikut. Sehingga mereka harus berkelana mencari tambahan penghasilan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Nasib khas petani gurem Indonesia. Yang jumlahnya mendominasi petani bermodal besar. Beruntung mereka enggan menyerah pada nasib, sehingga ketika gagal panenpun ada secercah harapan untuk mendapatkan penghasilan dari sektor lain.
Itulah pahlawan kita lainnya, pahlawan 3 R !
Tags:
3 R
solusi limbah
1 komentar
saya suka foto yang terakhir hehhehe,,, tukang sol yang mengikuti perkembangan zaman ^_^
BalasHapus