• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah



 
Ibu Popon dan barang dagangannya


Wow hari gini beli sepatu seharga  sepatu Rp 10.000 dapat 3 pasang? Yang bener aja …… ??
 Beneran ada lho, di lapak Ibu Popon kita bisa membayar Rp 10.000 untuk 3 pasang sepatu bekas.  Kemudian ada baju seragam SD seharga Rp 2.500 padahal jika baru baju seragam SD itu harganya belasan ribu hingga puluhan ribu setiap bajunya. Sungguh sangat membantu mereka yang membutuhkan, terlebih baju seragam merupakan baju yang mudah nampak kumuh bin kumel. Maklum dipakai seharian, apalagi jika seorang anak hanya memiliki 2 pasang seragam, wah bakal pakai, cuci , kering, pakai, cuci deh. 

Tentu saja baju dan sepatu bekas yang dijual Ibu Popon tidak sekinclong barang jualan di toko BABE. Tempatnyapun  berbeda jauh. Terletak dibawah pohon rindang yang tidak tersentuh satpol PP , keberadaan  lapak Ibu Popon nampak menyolok di sepanjang jalan Cihapit. 

Berbeda dengan lapak baju perempuan yang terkesan seadanya. Lapak baju bekas pria terkesan lebih aman dan tertata. Mungkin karena keberadaan lapak baju bekas pria sudah berusia puluhan tahun. Sesudah itu barulah bermunculan lapak baju perempuan. Bahkan lapak Ibu Popon dulu begitu sederhana, hanya berupa gelaran tikar tempat Ibu Popon meletakkan baju bekasnya sehingga calon pembeli mudah memilih dan membeli. Kini, baju-baju bekas Ibu popon sudah mempunyai rumah berupa rak kaca berkunci. Bandingkan dengan lapak baju pria yang memiliki lemari kayu atau lemari besi berkunci sehingga aman ketika pemilik lapak pulang ke rumah di sore hari.

Berapa harga baju bekas  pria?  Baju dan sepatu bekas pria khususnya celana jeans, jacket dan sepatu kualitasnya nampak lebih bermutu dibanding baju perempuan.  Ternyata memang berbeda jauh,  harga celana jeans di kisaran Rp 50.000, harga jacket Rp 300.000 dan sepatu Rp 50.000 – Rp 300.000. Mungkin karena pedagang di lapak laki-laki membeli barang per satuan , sedangkan ibu Popon membeli dalam karung sehingga harus dipilah-pilah lagi. Persamaannya, mereka membeli baju bekas dari warga masyarakat Indonesia juga, bukan barang bekas impor yang dikirim ke Indonesia dalam container.
lapak pakaian bekas pria


 Seperti diketahui hingga kini tidak ada kejelasan dari pihak berwenang yang bertugas menjawab ketakutan warga yaitu adakah kuman penyakit dari luar Indonesia yang menempel pada baju bekas impor? Dan yang terpenting hingga kapan Indonesia akan mengizinkan SAMPAH dalam bentuk baju bekas, tas bekas hingga baju dalam bekas diimpor ke Indonesia?

Walau angkanya tidak signifikan, beredarnya produk bekas dalam negeri ke unit usaha barang bekas dalam negeri ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi. Seseorang yang membutuhkan uang bisa menjual baju bekasnya ke lapak pak Hanhan atau Ibu Popon di jalan Cihapit. Kemudian mereka yang membutuhkan membeli barang bekas tersebut dengan memberikan sedikit laba pada penjual. “Cepat engganya baju terjual tergantung model dan kondisi baju,” kata Ibu Popon, “bukan karena mau Lebaran atau apa”.  Iya juga ya, pembeli yang datang pastilah karena  membeli sesuai kebutuhannya, bukan sekedar konsumerisme

BABE dan lapak baju bekas di pinggir jalan Cihapit memang berbeda jauh dalam penampilan. Tapi manfaat yang mereka berikan sama yaitu:
1.     Memperpanjang usia produk.
2.    Uang beredar di barang bekas bukan barang baru.
3.    Konsumen selektif membeli produk, tidak asal membeli karena tergiur model. Dengan memperhitungkan kualitas,  maka usia  produk tahan lebih lama dan juga bisa dijual kembali.

Ingin berkunjung ke lapak baju bekas Cihapit? Silakan, keberadaan mereka tidak jauh dari Pasar Cihapit, menuju jalan Cibeunying Selatan. Buka dari jam 06.30 sampai dengan jam 15.30, hari Minggu/libur, mereka tetap buka. 

Ibu Popon siap-siap pulang

Wrote by Maria G Soemitro


 
lapak kaset bekas Cihapit


Kemajuan teknologi umumnya membawa  dampak. Dulu siaran televisi berwarna hitam putih, fisiknya bongsor berbentuk  mirip lemari yang dibuka tutup ketika akan memencet tombol on. Tapi kini produsen berlomba-lomba membuat televisi setipis mungkin, menampilkan siaran berwarna persis seperti aslinya dan hanya diperlukan remote control untuk menggonta ganti siaran  televisi. Kebayang deh jika kini remote control belum diketemukan sehingga kita masih  menggunakan cara lama, bakal kepor  tangan mengubah tombol  karena  jumlah stasiun televisi mencapai ratusan…  ^-^

Demikian juga media penyimpan data lagu. Sebelum tahun 1970, nenek kakek kita harus memiliki piringan hitam jika ingin mendengarkan lagu selain dari radio. Bentuknya yang segede gaban dan mahal membuat hanya segelintir orang yang memiliki piringan hitam. Persis seperti televisi yang diawal kemunculannya hanya dimiliki mereka yang berduit. 

piringan hitam (sumber : cnnindonesia.com)


Peran piringan hitam digantikan oleh cassette atau kaset pada tahun 1970-an. Apa yang dimaksud kaset saya kutip dari Wikipedia berikut:
Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A dan side B.

kaset (dok. techgeekdiary.com)


Berbeda dengan piringan hitam yang hanya dimiliki sekelompok golongan masyarakat tertentu, kaset dan tape (pemutar kaset) merambah ke setiap lapisan masyarakat. Mungkin karena harganya yang relatif lebih murah, sehingga dentuman musik yang berasal dari tape, dapat dengan mudah kita dengar hingga pelosok kota. 

Tapi seiring kemajuan teknologi yang mendamba kemudahan dan kepraktisan, kasetpun akhirnya harus mengalah pada CD (compact disc) pada sekitar tahun 1990. Keberadaan CD yang tipis dan anti pita tergulung ruwet mungkin merupakan jawaban atas ketidaknyamanan penggunaan kaset . Maklumlah jika pita kaset mulai bermasalah maka  alunan musiknya akan bergoyang-goyang aneh, jelas kalah jauh dibanding CD yang memiliki kualitas suara lebih jernih dan pemilihan lagu dapat dilakukan dengan cepat.  

Walau demikian kaset tetap diminati. Seperti yang banyak diketemukan di lapak-lapak barang bekas, atau kali ini di lapak bapak Andri penjual kaset dan CD bekas, Nampak beberapa calon pembeli sedang memilih kaset bekas. Umumnya mereka memburu kaset dengan genre musik tertentu, seperti seorang calon pembeli yang sedang memilih album musik evergreen dengan mimik serius.

Dibalik kemajuan teknologi selalu ada harga yang harus dibayar.  CD harganya mahal dan tidak bisa digunakan ulang seperti kaset yang pitanya dapat ‘ditimpa’ untuk rekaman lain. Sehingga peluang menjadi SAMPAH lebih besar dibanding dibanding kaset yang baru akan dibuang jika rusak.  Mirip seperti kasus televisi yang teknologi jadulnya bisa dioprek-oprek  hingga dapat menampilkan gambar kembali walaupun tentu saja dengan warna ‘seadanya’ … ^-^

Akhirnya keputusan akhir berpulang kembali ke pada pembeli, apakah memilih menggunakan teknologi lama, teknologi terbaru, atau malah tidak membeli sama  sekali jika ternyata tidak benar-benar membutuhkannya.  

Jika ingin jalan-jalan ke lapak barang bekas kaset dan buku, silakan datang ke lapak mereka di jalan Cihapit. Terletak diantara pasar Cihapit dan suatu bank terkenal, lapak-lapak disini nyaman dikunjungi karena pepohonannya yang rindang. Coba deh merasakan hangout yang lain dari biasanya  …  ^-^ 

asyik memilih kaset bekas




Wrote by Maria G Soemitro







Binangkit  atau  Rea Kabisa biasanya disematkan pada sosok perempuan yang memiliki banyak kemampuan seperti piawai memasak, cekatan dalam hal jahit menjahit juga beragam kemahiran yang biasanya identik dengan perempuan. Dan penghargaan tersebut layak diberikan pada ibu Aisyah, salah seorang anggota masyarakat Kendal Gede Kreatif.

Sebagai istri pengangkut sampah di wilayah RW, ibu Aisyah tidak menduga bahwa sampah yang biasa dikumpulkan dan dibuang suaminya ternyata bukan barang tanpa manfaat. Pemahamannya mulai terbuka ketika suatu hari di pertengahan Juli 2011, dia mengikuti pelatihan anyaman limbah kemasan plastik, khususnya limbah kemasan minuman kopi. Sekitar 20 orang ibu rumah tangga mengikuti pelatihan yang diajarkan Yani, seorang penyandang difabel. Tapi hanya ibu Aisyah yang akhirnya berhasil menyelesaikan satu produk yaitu dompet. Sedangkan teman-teman lainnya putus asa di tengah jalan.

Tidak berhenti disitu, Ibu Aisyah meneruskan latihan membuat kerajinan limbah kopi usai menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Dibantu kedua anak perempuannya yang rupanya tertarik dengan kegiatan sang ibu.

Ibu Aisyah dan kain perca

Selesai kerajinan limbah kopi, Ibu Aisyah meneruskan belajar membuat kerajinan kain perca. Sama seperti halnya limbah kopi, awalnya kain percapun disangkanya hanya sampah tak berguna. Hingga teman-temannya saling memberi ide dan kain percapun berubah bentuk menjadi tas mukena, tas Al Quran, celemek hingga tempat tisu.
Ibu Aisyah tidak menduga akhirnya dia bisa mengoperasikan mesin jahit, suatu mesin yang nyaris tak pernah disentuhnya, hingga akhirnya suami yang mencintai dan mendukungnya membelikan mesin jahit untuk ibu Aisyah. So sweet pisan  ^_^  

Tidak hanya piawai dalam membuat kerajinan, Ibu Aisyah juga aktif dalam bank sampah Motekar dan bertugas membuat pembukuan bersama pengurus lainnya. Juga luwes membuat makanan yang terbuat dari tepung lokal seperti tepung singkong dan tepung mokaf. Cukup? Belum, keaktifannya menjalar ke wilayah urban farming, jangan heran jika kita mengunjungi Kendal Gede Kreatif dan menemui Ibu Aisyah sedang menanam cabai disana.

Ingin mengunjunginya? Silakan datang ke Kendal Gede nomor 20, masuk dari jalan Sukamulya Indah, tempat patung boneka panda berwarna merah sedang bersabar menunggu tamu. 



Wrote by Maria G Soemitro





Diiiringi musik yang menghentak, seorang anak laki-laki muda keren nan  trendy mengemudikan Honda CRVnya keluar dari pelataran parkir BABE, kemudian menghilang dalam kerumunan padatnya lalu lintas jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung. Sesaat tadi saya sempat melihatnya memilih gitar bekas, mencoba, memilih yang lain sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli dengan membayar menggunakan kartu kredit di kasir. 

Kini, jual beli barang bekas bukan lagi milik lapak kumuh nan kotor, tapi sudah merambah ke bangunan megah dan terletak di pinggir jalan protokol yang strategis. Idenya sih sederhana, yaitu bagaimana agar barang layak pakai bisa digunakan ulang oleh yang memerlukan. Contohnya kasus gitar diatas. Mungkin pemiliknya sudah tidak memerlukan gitar tersebut atau dia ingin membeli gitar lain tapi uang tabungannya belum cukup, maka tempat penjualan barang bekas (BABE) inilah solusinya. 

Selain BABE dan tempat penjualan offline lainnya, siapapun tahu portal online tempat penjual menitipkan barang bekasnya, mulai dari pakaian hingga mobil dapat dipilih dan dibandingkan dengan produk bekas lainnya. Bedanya karena penjualan online, maka pembeli harus berhati-hati. Sebaiknya datangi tempat penjual untuk memastikan detail barang sesuai dengan yang tertulis di display sebelum memutuskan membeli dan membayar.

Seingat penulis, praktek penjualan barang bekas ini dulu dimulai dengan garage sale. Tujuannya untuk amal, barang-barang yang tak terpakai dikumpulkan di suatu garasi dan di jual pada khalayak ramai, hasil penjualan disumbangkan. Tapi kini penjualan barang bekas  tidak lagi bersifat temporer karena menguntungkan bagi mereka yang punya ‘bakal sampah’ segunung dan calon pembeli yang berminat pada sampah tersebut. Asalkan barangnya bagus dan harganya murah, maka angkutttt  ,,, ……… ^-^  Setidaknya itulah penjelasan gadis manis, karyawan BABE yang menemui saya dan menjelaskan syarat dan ketentuan jika hendak menitipkan barang disini.

Pingin tahu juga syarat dan ketentuannya? Katanya gini nih, setiap barang yang dititipkan ke BABE tidak bisa kita hargai sesuka-suka gue, tapi ada penilaian bersama agar barang dihargai wajar. Sehingga  calon pembeli dan penjual sama-sama puas, tentu BABE sebagai tempat transit barang juga puas karena komisi penjualan sebesar 20 % masuk ke rekeningnya.
Komisi 20 % hanya berlaku pada barang seharga Rp 1000.000 keatas sedangkan harga dibawah Rp 100.000 dikenai tarif 26 %. Lho kok lebih mahal? Mungkin karena lebih ribet ya? Selama penyimpanan di BABE, barang tersebut terkena biaya administrasi Rp10.000 untuk 30 hari, jika belum ada pembeli hingga 30 hari, ya harus tambah biaya administrasi Rp 10.000, begitu terus hingga 3 x 30 hari. Sesudah itu harus diangkut pergi. Sedangkan biaya admintrasi barang diatas Rp 1 juta rupiah dikenai biaya administrasi Rp 17.000/unit.

Kok mahal dan belibet ya? Ya ngga lah, cobain deh kalo jualan sendiri … ^^ … karena pembeli tidak bisa diduga. Seperti kata gadis cantik diatas, “Kemarin ada sofa kuning datang seharga Rp 2,5 juta, eh belum sehari , udah ada yang beli. Sedangkan sofa kotak-kotak disana, sudah sebulan lebih belum laku juga,” jelas si gadis ayu. Na kan, coba kita sendiri yang jualan sofa itu. Jika beruntung ya bisa langsung dibeli, jika tidak ya ‘tertanam’ deh kita di rumah untuk jualan sofa ^-^ 

Apa peran unit usaha seperti  BABE dalam meminimalisir sampah kota? Sebagai pebisnis tentunya mereka mengejar keuntungan setinggi mungkin. Kitalah sebagai konsumen sekaligus pelaku penghasil sampah yang harus bersikap bijak. Apa salahnya mencari barang yang dibutuhkan di toko semacam ini, atau menjual barang bekas yang dimiliki. Kalo beruntung bisa tukar tambah deh, kita berhasil menyingkirkan barang yang tidak diperlukan , sebagai gantinya ada barang yang benar-benar bermanfaat di rumah.

Ingin berkunjung ke BABE yang berlokasi di jalan LLRE Martadinata nomor 111 Kota Bandung? Silakan datang langsung karena tempatnya cukup strategis, diseputaran factory outlet (FO) yang kini menjamur di jalan Riau (nama lama sebelum berubah menjadi jalan LLRE Martadinata). BABE buka nyaris seharian  sejak pukul 08.30 hingga pukul 22.00, sedangkan Sabtu dan Minggu buka hingga pukul 23.00, lumayan untuk cuci mata. Sekedar melihat-lihat produk bermerk seperti jam tangan, baju, tas, sepatu,  sepeda, produk elektronik dan perabotan rumah tangga semua ada. Mungkin ada yang kita butuhkan, dipihak lain mungkin kita ingin mengosongkan isi gudang yang terlalu lama penuh dan menjadi rumah tikus.  Semoga beruntung ^_^ 




Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ▼  Juni (16)
      • ▼  Jun 30 (2)
        • Cuma Disini, Rp 10.000 dapat 3 Pasang Sepatu
        • Eits, Jangan Buang Kasetmu
      • ►  Jun 29 (2)
        • Kerajinan Ibu Aisyah, Hasil Karya Istri Binangkit
        • Yang Keren Yang BABE
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates