• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah


sumber: ang7m.deviantart.com

Detak waktu berlalu dengan cepat menuju tanggal 21 Februari 2016, Hari Peduli Sampah Nasional. Saat 801 komunitas di 155 kota/kabupaten yang tersebar  di 34 provinsi Indonesia, secara serempak mengadakan rangkaian acara peringatan longsornya sampah yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Puncak peringatan adalah mulai diberlakukannya peraturan kantong plastik berbayar. Pembeli di ritel moden tidak lagi menerima kantong plastik gratis, tapi harus membayar. Jika enggan, ada alternatif  lain yang bisa dipilih yaitu menggunakan kardus bekas  yang disediakan gratis atau membeli tas pakai ulang.

Tujuannya agar warga masyarakat bijak menggunakan kantong plastik. Karena  walaupun  memiliki konsekuensi lingkungan yang teramat mahal,  kantong plastik diberikan secara gratis.  Rata-rata pemakaiannya hanya 25 menit, padahal sampah kantong plastik baru terurai di alam setelah ratusan tahun. Sehingga tidak aneh, sampah kantong plastik nampak dimana-mana, di setiap penjuru kota dan menghiasi sungai  bak bunga sampah. Akhir kisah bisa diduga, setiap musim penghujan tiba maka saluran air akan memuntahkan sampah yang telah menyumbat alirannya.

Gelisah melihat situasi ini, pada tahun 2010 Mohamad Bijaksana Juneronaso atau yang akrab dipanggil Sano bersama teman-temannya merancang  suatu gerakan perubahan  dibawah kibaran bendera Greeneration Indonesia (GI) . GI mengambil nama Greeneration,  nama  Himpunan Teknologi Lingkungan ITB, tempat Sano merampungkan kuliahnya pada tahun 2006.

Mereka mencanangkan Diet Kantong Plastik dengan mempertimbangkan fakta bahwa  sebetulnya setiap individu bisa ikut aktif berpartisipasi mengatasi sampah. Caranya mudah,  hanya dengan mengurangi penggunaan kantong plastik.  Toh untuk mewadahi barang, ada banyak solusi alternatif.

Kebiasaan penggunaan kantong plastiksebetulnya  baru berlangsung sekitar 50 tahun, namun akibatnya begitu dahsyat, dunia nampak tenggelam dalam lautan sampah plastik.  Apa yang dilakukan Sano sangat sesuai dengan hukum Herman Daly III mengenai pembangunan berkelanjutan:

“Melepaskan limbah ke alam tidak lebih cepat dari kemampuan memurnikan diri yang dimiliki alam”

Gagasan Sano  menghendaki warga masyarakat keluar dari zona nyamannya,  sehingga tidak heran banyak pihak skeptis dan meragukan keberhasilan gerakan sosial tersebut. Namun sebagai akademisi, Sano menjawab dengan menyusun langkah-langkah yang mendukung kampanyenya:

Data. Merupakan hal penting dan utama yang harus dikerjakan dalam mendukung gerakan perubahan. Tidak bisa sembarangan mengatakan bahwa gunungan sampah ada dimana-mana tanpa menyebutkan datanya  secara rinci dan akurat.

Konsisten. Dimulai sejak tahun 2010, Sano menggalang simpatisan dan sukarelawan untuk mengkampanyekan gerakan perubahan di ruang-ruang publik dan aktif mengisi setiap kesempatan yang memungkinkan. Sehingga  diet kantong plastik merupakan bagian kehidupannya sehari-hari.

Segmentasi. Dengan cerdik Sano membidik kelompok anak muda untuk bergabung membuat gerakan perubahan. Anak muda umumnya sering gelisah dalam pencarian diri dan tertarik melakukan kegiatan-kegiatan baru. Daripada  tak tentu arah, Sano mengajak mereka untuk mengambil porsi dalam gerakan perubahan Indonesia yaitu mengurangi  (diet) penggunaan kantong plastik dan menggantinya dengan tas pakai ulang berbagai bentuk hingga terkesan trendy. Diharapkan aksi yang mereka lakukan akan menular ke orang tua dan kerabat sehingga perubahan akan lebih menyeluruh karena masalah sampah adalah masalah bersama.

Jargon. Jargon yang mudah diingat dan dicerna merupakan salah satu senjata kesuksesan gerakan mereka.  Diet Kantong Plastik, Pay4Plastik, Waste4Change dan kini Bebassampah2020 merupakan sebagian slogan mereka yang berhasil menarik minat publik.

Kolaborasi. “Kolaborasi adalah keniscayaan” merupakan salah satu prinsip Sano, sehingga tidak heran,  dengan berbenderakan  Greeneration Indonesia, Sano berkolaborasi dengan Change.org, Ciliwung Institute, Earth Hour Indonesia, LeafPlus, Plastik Detox, Si Dalang ID, The Body Shop Indonesia dan sejumlah individu membentuk Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP). Kampanye bijak penggunaan kantong plastikpun menjadi lintas usia, lintas latar belakang dan lintas wilayah.

Regulasi. Dengan kewenangannya, pemerintah bisa memberlakukan peraturan yang bersinergi dengan gerakan sosial diet kantong plastik. Karena itu Sano aktif melakukan pendekatan dengan pemerintah agar kampanye mereka efektif dan efisien.

Merupakan kado terindah bagi Sano, ketika akhirnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menjawab petisi kantong plastik berbayar. Siti Nurbaya setuju dan sepakat menetapkan tanggal 21 sebagai momen diberlakukannya kantong plastik berbayar.  Di hadapan petinggi kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sano menjelaskan dengan runtut dan bersemangat mengenai pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Karena sudah saatnya mengubah paradigma manajemen sampah sehingga tidak menerapkan cara “kumpul, angkut dan  buang” sampah lagi.

Hanya itu?  Tidak. Ada banyak program pengelolaan sampah dari sumbernya yang dikerjakan Sano dan GI.  Seperti  Masuk RT (MAnajemen Sampah Untuk Kawasan Rumah Tangga) yaitu pendampingan masyarakat agar mereka memahami pengelolaan sampah dan penggunaan teknologi yang tepat. Juga ada program KEBUNKU (KErtas Bekasku HijaUkan BaNdungKU), yaitu program untuk menciptakan siklus mengembalikan pohon yang telah dimanfaatkan (jadi kertas)  menjadi pohon kembali.  Tetapi yang paling jarang mengemuka walaupun manfaatnya sangat besar yaitu peranannya dalam kewirausahaan sosial.

Ketika mengkampanyekan diet kantong plastik,  Sano dan kawan – kawan memberikan solusi yaitu tas pakai ulang yang awet dipakai hingga  ribuan kali. Tas berbahan  polyester dan bersertifikat ramah lingkungan tersebut dapat dilipat sebesar amplop sehingga memudahkan pemakainya.

Era modernitas  menuntut efisiensi  waktu, sehingga memaksa warga masyarakat menggunakan kantong plastik yang praktis. Tentunya kebutuhan tersebut harus diberi solusi yang tepat dan tidak memaksa mereka menggunakan tas pakai ulang seperti yang biasa dipakai ibu-ibu jadul (jaman dulu) yang terkesan merepotkan karena bentuknya yang besar.


thejakartapost.com

Tas pakai ulang juga harus dapat digunakan ribuan kali, karena jika tidak hati-hati konsumen akan tergelincir memakai kantong plastik versi lain yaitu tas pakai ulang yang mudah rusak sehingga terpaksa dibuang dan mengakibatkan masalah sampah seperti halnya kantong plastik.

Sano dan teamnya merancang, memproduksi dan memasarkan tas pakai ulang dengan memberdayakan industri rumahan agar karya mereka layak ekspor.  Tas pakai ulang inilah yang ditawarkan pada kaum muda agar mereka merasa trendy menggunakannya,  substitusi kantong plastik untuk menyelesaikan masalah sampah secara berkelanjutan.

Apa yang dilakukan Sano memberikan solusi untuk beragam  masalah. Sebagian masalah sampah terselesaikan dengan beralihnya warga menggunakan tas pakai ulang yang tahan lama dan praktis. Solusi inipun berdampak pada terbukanya lapangan kerja baru dengan upah menjanjikan karena produk mereka layak ekspor.

Dibalik semua kesuksesannya, Sano tetaplah sosok rendah hati, murah senyum dan sabar. Berbaur dengan rekan-rekan dan karyawannya, agak sulit mencari Direktur Greeneration Indonesia yang kesehariannya menggunakan t-shirt sederhana dan sandal jepit ini. Menjadi nomor satu bukanlah hal yang terpenting baginya, karena  suatu pembuktian telah ditorehkan Sano bahwa siapapun bisa membuat perubahan, asalkan komit dan konsisten menjalankannya. Kesuksesan hanya menunggu waktu yang tepat untuk terwujud.

Sebagai penggagas dan pelaku gerakan sosial, Sano seolah menjawab panggilan Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia:

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”

Wrote by Maria G Soemitro

 
sumber : shutterstock
Ibarat jantung planet bumi, itulah lautan. Berfungsi bak jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, lautan mengatur iklim,  menyediakan makanan bagi jutaan orang yang tinggal di bumi, memproduksi oksigen, menyediakan obat-obatan dan menjadi bagian dari ekosistem di lautan.
Sayangnya manusia mendapatkan manfaat dari lautan, namun manusia juga yang membuat lautan menjadi sakit. Seperti yang diungkapkan Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI,  Jose Tavares, setiap tahun sedikitnya 12,7 juta metrik ton sampah plastik yang diproduksi di daratan dibuang ke laut di seluruh dunia. Mengakibatkan terganggunya ekosistem, burung dan biota laut lainnya mati, produksi oksigen terganggu.
Secara spesifik,  Ellen Mac Arthur Foundation melaporkan bahwa setiap tahunnya hanya 5 % sampah plastik yang didaur ulang secara efektif, sisanya sebanyak 40 persen berakhir di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dan 30 % menemukan jalan ke lautan. (sumber)

Jika tak segera ditangani, maka diprediksi pada tahun 2050, jumlah sampah plastik akan melampaui jumlah ikan. Dan kita tidak bisa menunggu saat itu, saat kondisi lautan terlampau parah untuk dipulihkan.

Jadi, harus bagaimana?

Bersama semangat “Lautku Bebas Sampah”, yaitu dimulai dari diri sendiri,  dari yang termudah dan memulainya sejak saat ini.  Yaitu:

toples digunakan ulang (Maria G Soemitro)

Mengurangi sampah (reduce)

Proses reuse membutuhkan kecerdikan dan kreatifitas. Alih-alih membeli aneka bumbu, selai, sambal  dalam kemasan plastik, pilihlah produk dalam botol kaca. Sesudah isinya habis, botol bisa dicuci bersih untuk wadah bumbu lainnya atau peralatan hobi seperti benang jarum dan kebutuhan pertukangan seperti paku, baut, mur serta lainnya.

Bekas lotion perempuan juga bisa digunakan ulang untuk wadah kancing, manik-manik, atau asesories.

Mendaur-ulang sampah (recycle)

recycle bekas permen (pinterest.com)

Mendaur-ulang sampah merupakan proses paling rumit dibanding reduce dan reuse, karena itu sebaiknya merupakan upaya terakhir jika sampah tidak bisa lagi dihindarkan.

sumber: pinterest.c om


Ada beberapa tips membuat kreasi limbah plastik, kertas dan keresek/kantong plastik. Seperti dibawah ini. Namun jika tidak yakin sampah yang dihasilkan dapat didaur-ulang, lebih bijaksana menghindarinya.

Demikian juga sampah plastik yang bisa diolah untuk biji plastik, keresek untuk jalan aspal. Pastikan sampah tersebut akan tersalurkan ke tempat produksi. Jika tidak bisa, hindari saja.

Mungkin timbul sanggahan " Ah, aku kan ngga pernah buang sampah ke lautan. Ngga usah ikut pusing karena setiap bulan udah bayar uang sampah".

Sayangnya penyelesaian masalah sampah tidak sesederhana itu. Tidak setiap kota mampu membuang sampahnya ke TPA dengan tuntas. Kota Bandung misalnya, setiap hari memproduksi 1.600 ton sampah, namun baru mampu mengangkut 1.200 ton sampah. Penyebabnya apalagi jika bukan anggaran sampah.

Biaya pengelolaan sampah memang mahal, jika tanpa bantuan anggaran pemerintah, maka setiap kepala keluarga (KK) harus membayar Rp 300.000/bulan meliputi biaya transportasi, biaya kompensasi daerah yang dilewati truk sampah dan biaya pengelolaan sampah. Sanggup?

Banyak petugas retribusi sampah yang mengeluh sulit sekali menarik iuran, padahal hanya sekitar Rp 25.000/KK/bulan.

((Beda halnya jika untuk membeli rokok atau pulsa, ya?))

Ditambah petugas sampah tingkat RT yang sering mengambil jalan pintas dengan membuang sampah yang diangkutnya ke dalam aliran sungai, lengkaplah sudah masalah sampah Kota Bandung..

Tak heran, Kota Bandung kerap dilanda banjir jika hujan deras.

Dan banjirpun akan membawa sampah ke sungai yang berakhir di lautan.

Karena itu hukum harus ditegakkan. Indonesia memiliki Undang-undang nomor 18 tahun 2008 mengenai pengelolaan sampah, dan PP nomor 81 Tahun 2012 sebagai peraturan pelaksana. Salah satunya mengenai EPR atau extended producer responsibility, yaitu kewajiban produsen/perusahaan penghasil produk kemasan untuk mendaur-ulang atau menarik kembali kemasannya.

Salah satu negara yang berhasil adalah Korea Selatan. Sebelum EPR dijalankan hanya bisa mengolah 27 persen sampahnya, meningkat menjadi 81 persen setelah kewajiban EPR diterapkan. (sumber).

Dengan tagline # LautkuBebas Sampah, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau negara-negara ASEAN untuk sama-sama terlibat mengatasi masalah sampah di lautan.

Karena dampak buruk serbuan sampah, adalah kemiskinan. Besarnya tak kurang dari USD 1,2 miliar.  "Itu untuk kerugian yang ada di bidang perikanan, perkapalan, pariwisata dan bisnis asuransi," ujar Luhut.

Untuk menyelesaikan masalah sampah di lautan, ada beberapa skenario diantaranya adalah Rencana Aksi Nasional (RAN), rencana aksi mengurangi kebocoran berbasis lahan, kebocoran berbasis laut, mengurangi produksi dan penggunaan plastik. Kemudian, meningkatkan mekanisme pendanaan, reformasi kebijakan dan yang terpenting penegakan hukum. (sumber)

Di pihak lain, tanpa mengenal lelah, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti selalu berpesan pada warga dan nelayan untuk menjaga ekosistem laut.

"Saya berpesan kepada nelayan dan seluruh masyarakat agar tidak lagi membuang sampah plastik di laut. Sampah plastik itu butuh waktu yang lama untuk terurai. Bisa juga mengganggu pertumbuhan karang. Kalau karang tidak ada itu sudah dapat dipastikan tidak ada ikan. Nah kalau ikannya tidak ada nelayan mau tangkap apa. Jadi jangan ada lagi yang buang sampah plastik di laut," ungkap Susi. (sumber).

oknum buang sampah ke laut (sumber: liputan6.com)


Selain sampah domestik, Indonesia juga memiliki pekerjaan rumah untuk sampah industry. Walaupun undang-undang 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah lama digulirkan namun masih banyak industri yang membuang limbahnya ke sungai tanpa takut terkena sanksi yaitu dicabutnya izin pendirian perusahaan.

Akhirnya, kembali pada keyakinan: Bersama, Lautku Bebas Sampah,  pemerintah dengan ketegasannya melaksanakan dan menegakkan aturan yang ada. Industri mematuhi regulasi dan kita sebagai warganegara menjalankan aktivitas 3 R : Reduce, Reuse, Recycle.

Karena sakitnya lautan akan menyebabkan planet bumi sakit pula. Dan kita, sebagai penghuni planet bumi ingin hidup sehat. Enggan sakit, terlebih hidup sekarat akibat tercemar mikroplastik.

Ih, siapa juga yang mau ya?



Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ▼  2018 (2)
    • ▼  April (2)
      • ▼  Apr 18 (1)
        • Sano, Sang Pencetus Diet Kantong Plastik
      • ►  Apr 09 (1)
        • Lautku Bebas Sampah, Mungkinkah?
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates