• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah



“Yang ini menunjukkan bahwa gas dari BSO terisi sedangkan yang itu menunjukkan gas yang berasal dari wc atau kotoran manusia”, kata pak Andre sambil menunjukkan dua lajur pipa putih yang menempel di tembok di atas kompor dan menampakkan isinya yang berwarna biru sedang bergerak-gerak naik turun. Pipa berisi gas tersebut mengingatkan saya pada tensimeter ketika sedang menuju keseimbangan.
“Apa artinya BSO sih pak?”
“Biodigester Sampah OrganiK”

“Ooooo”, bak koor serempak kami menjawab. Hari itu saya dan 4 ibu-ibu anggota komunitas Kendal Gede Kreatif mengunjungi bengkel pak Andre, seorang praktisi biodigester. Mungkin istilah bengkel terlalu kecil karena di tanah 4 Ha di jalan Sukawangi Kampung Nyingkir, pak Andre membangun 3 area usaha yang nampak berbeda tapi saling terkait. Di bagian kanan tampak deretan kamar mandi dan kakus (WC) tempat kotoran manusia ditampung dan dialirkan gasnya ke dapur yang saya lihat tadi. Hanya di area tengahlah bengkel sesungguhnya juga kantor dan ruang-ruang pertemuan yang asri. Sedangkan di area kanan terdapat deretan bangunan beratap ijuk yang menurut pak Andre direncanakan untuk pabrik tahu. Tentunya gas limbah tahu dapat digunakan sebagai bahan baku memasak. Menakjubkan, percobaan berbagai energi terbarukan yang keren di kawasan Bandung Utara.

Sebelumnya, saya hanya mendengar bahwa kotoran manusia bisa menjadi gas untuk memasak, juga sampah organik seperti kotoran ternak, sayuran bekas memasak atau sisa makanan dan beragam sampah organik lainnya: daun, rumput dan lain-lain. Tetapi baru kali itulah saya berkesempatan melihat sendiri prosesnya dan hasil akhirnya yaitu api biru tak ubahnya gas elpiji yang kita gunakan sehari –hari.
Prosesnya gampang-gampang susah. Gampang karena sebetulnya itu proses alami. Susah karena kita terbiasa gaya hidup instan, terbiasa menikmati hasil pembelian barang tanpa peduli prosesnya. Asalkan punya uang ya tinggal beli dan langsung nikmati hasilnya.
Proses penggunaan biodigester tidak sesederhana itu. sampah organik yang dimasukkan ke dalam instalasi harus diendapkan kurang lebih sebulan-2 bulan lamanya. Waduh, serentak kami ber-5 protes. Walau jika dipikir iya juga sih, proses mengompos sampah organik kan membutuhkan waktu selama itu juga? Masa sekarang ingin memasukkan sampah dan besok sudah menjadi gas siap pakai? Emangnya sulap?

Namun demikian jika tangki biodigester ini telah siap, maka setiap hari akan menghasilkan gas methan, bahan baku memasak. Asalkan rajin mengisi nya dengan sampah organik. Justru di awal masa penggunaan, kita belajar memisah sampah agar tidak ada plastik masuk tabung biodigester. Karena setelah terbiasa memisah sampah, rasanya kok gimana gitu jika harus menyampur sampah lagi. Akhirnya yang terpenting kebiasaan harus berubah ya?
Berapa jumlah sampah yang diperlukan perharinya? Tidak ada patokan, natural aja seperti kebiasaan sehari-hari, jangan maksa-maksain, tapi juga jangan malas. Lebih baik sedikit tapi sering (setiap hari) daripada langsung banyak misalnya seminggu sekali karena tidak hanya hasilnya tidak sempurna tapi juga menimbulkan bau yang membuat orang malas mengoperasikan bioigester lagi.


Pak Andre menerangkan bahwa sebetulnya kandungan air dalam sampah organik kita sangat tinggi, mencapai 90 %, ditambah air yang diguyurkan kedalam tangki sesudah memasukkan sampah dapur maka proses yang terjadi  dalam biodigester menjadi lancar hingga hasil akhir wes ewes bablas sesuai peruntukannya.
Saya membayangkan didalam biodigester itu ada mikroba yang membutuhkan makanan dan mengeluarkan gas serta cairan setelahnya, gas itulah yang ditangkap kemudian masuk pipa khusus untuk dialirkan ke dapur sedangkan cairan yang dinamakan slurry akan keluar ke dalam wadah khusus. Slurry ini menjadi pupuk organik yang kaya gizi bagi tanaman. Tak heran sayuran di sekitar lokasi nampak subur, ada terong, seledri, bawang putih, bit dan masih banyak lagi.



 Di dekat ruang pertemuan tampak vertiminaponik yaitu pembudidayaan ikan sekaligus tanaman sayuran. Terlihat instalasi dimana satu wadah berisi lele, sisa pangan lele dan kotoran lainnya dialirkan menuju talang-talang hidroponik untuk memberi nutrisi sayuran. Sehingga sayuran tidak membutuhkan pupuk AB mix seperti umumnya hidroponik. Menyenangkan bukan rangkaian eksperimen yang dilakukan pak Andre ini.

Pada tahun 2015, Kota Bandung mendapat hibah 100 biodigester dari pengusaha Arifin Panigoro, tahun berikutnya sekitar 1000 biodigester konon akan dibagikan ke masyarakat. Andaikan berhasil , 50 % sampah Kota Bandung bakal teratasi karena sekitar itulah jumlah sampah organik. Tentunya dengan syarat penggunanya paham bahwa pengoperasian biodigester tidak sama dengan elpiji. Manfaat utamanya bukan gas tapi rumah yang bersih dari sampah dan eratnya silaturahmi karena anggota masyarakat bertemu dan saling berbagi. Adanya gas sebagai bahan baku memasak hanyalah bonus terlebih gas yang dihasilkan hanya cukup untuk memasak selama 1-2 jam. Tergantung kapasitas biodigester. *Maria G Soemitro*



Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ▼  September (1)
      • ▼  Sep 11 (1)
        • Menuju Mandiri Energi Berkat Sampah
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates