• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah




 
Cikaso, pusat besi bekas

“Bu, harga besi bekas mah sedang anjlok”.
“Lho kok bisa? Kan dollar sedang naik”, jawab saya sok tau.
“Iya bu, gara gara anak presiden. Dulu dia ikut-ikut ngurusin cengkeh sampai harganya mati trus pohon cengkeh ditebangin petani. Sekarang dia masukin besi bekas dari luar negeri, jadinya ya gini. Harga besi bekas anjlok, murah pisan”.

Oh … oh rupanya anak presiden yang itu. Dan suwer saya baru dengar bahwa ada impor besi bekas. Isu tak sedap memang mudah sekali beredar. Ditambah bumbu garam dan gula. Isu tersebut bakal dilahap mentah-mentah oleh kelompok masyarakat yang terkena dampak atau kebetulan tidak menyukai sesuatu.

Ah sudahlah, percakapan diatas hanya sekedar intermezzo perjalanan  saya mencari data sampah dari hulu hingga hilir untuk memberi informasi persampahan sebanyak mungkin kedalam web bebassampahID.

Beberapa waktu lalu saya sudah ke Cikaso, liputannya ada disini. Yang membuat saya balik lagi adalah karena belum menemukan banyak informasi terkalit besi bekas, lapak Ibu Hindun dan pak Tatang merupakan pengepul semua sampah anorganik, tidak khusus besi. 

Sementara itu ada beberapa data miss dijalan yang mungkin bisa didapat disini. Misalnya tentang tembaga, isi kabel penghantar listrik. Harganya mahal lho, puluhan ribu per kilogramnya. Banyak diantara kita yang tidak paham nilainya maupun betapa sulitnya menambang logam tersebut. Jadi sebaiknya jangan buang sembarangan atau jangan dibakar. Duh jangan, selain asapnya beracun, harga sampah kabel  mahal lho saudara-saudara tercintah  ^_^

Ternyata selain isu anak presiden, data kabel listrik tidak saya dapat disini. Ya sudahlah, kita ngobrol saja dengan bapak-bapak tua yang sedang asyik membuat berbagai besi fondasi. Karena umumnya besi rongsokan yang dijual kesini merupakan hasil pemilahan berbagai sampah anorganik, kemudian didapat item besi rongsok yang tentu saja merupakan kumpulan besi, alumunium, stainless, kuningan, tembaga dan lain sebagainya. Itupun masih terbagi lagi menjadi  gundukan besi yang ruwet karena menjadi satu sulit terpilah dan besi satuan. Nah besi satuan ini yang bisa langsung digunakan untuk pagar, fondasi, dan bagian bangunan lainnya.



Sayang saya ngga bisa ngobrol lama dengan beberapa narasumber disana, karena seperti pada umumnya tokoh yang telah lama mendiami suatu daerah, mereka risih terhadap sesuatu yang baru termasuk ketika mendengar peta persampahan “bebassampahID”Sehingga sayapun diusir dengan halus, duh sedihnya …… #nangislebayyy   ^_^

Ingin pergi kesana? Jika ingin bertransaksi sih pasti diterima dengan hangat oleh pemilik beberapa rumah dan kios di pasar besi bekas Cikaso yang ternyata saling terkait hubungan darah. Datang saja ke PD Makmur jalan Cikaso Timur nomor 3, jam 07.00 hingga pukul 16.00. dengan mudah kita akan bertemu dengan mur, baut, rantai, besi beton, kawat dan aneka bentuk lainnya. Tertarik?  ^_^



Wrote by Maria G Soemitro






Dalam dunia kang-ow persampahan, (hehehe yang mungkin bingung dengan istilah kang-ow, silakan buka-buka bukunya Kho Ping Ho tentang dunia persilatan atau disini. Saya mengibaratkan dunia persampahan dengan dunia kang-ow yang rameee  …  ^_^ )

Karena jujur deh bingung, ternyata sedikit banget yang menulis tentang lingkungan hidup khususnya sampah ya? Beberapa waktu lalu saya mendaftar di blog keroyokan, ternyata hanya Kompasiana yang menyediakan kanal lingkungan hidup sedangkan media lain hanya menyisipkan di kolom umum atau kolom lainnya seolah-olah masalah lingkungan hidup ngga penting. Lebih penting kuliner, fashion, apalagi tekno, politik dan hukum, wuahhh… lingkungan hidup mah apalah , ngga penting!!  …  ^_^

Wah kok malah curhat ya? Hehehe biarin kali ya, toh media mereka ya suka-suka mereka dong ya? Seperti saya juga yang asyik mengisi blog ini dengan kisah persampahan. Jujur awalnya bingung dengan konten, sehingga cukup lama lapak ini kosong. Lebih mudah mengisi konten di Kaisa Indonesia,  barulah ketika bebassampahID mewajibkan detektifnya eh surveyornya menulis tentang titik lokasi yang ditemui, maka penuhlah isi rumah permata dibalik limbah ini. Ahaiii … seru !!!  ^_^

Oke, kita kembali ke dunia kang-ow persampahan dimana ada sekitar 5 titik lokasi yang bisa ditemui untuk melakukan 3 R (reduce, reuse, recycle), yaitu Pengomposan, Pengepul, Bank Sampah, Unit Usaha, Reparasi. 3 R sendiri sebetulnya bukan kegiatan baru bagi rakyat Indonesia (duh rakyat ^_^ ) … karena nenek moyang kita sudah biasa berhemat dengan membeli barang yang diperlukan saja (reduce), menggunakan ulang barang (reuse), dan recycle (mendaur ulang barang).

Mungkin karena gencarnya iklan, maka kita gampang banget ya tergiur barang baru? Sementara barang lama masih bagus, berfungsi normal. Misalnya nih, ponsel kita masih bisa untuk menelepon dan kirim pesan pendek (SMS), tapi karena ngga bisa internetan yang berarti ngga bisa ber-WA, ber- BBM, ber-IG, dan tentu saja ngga bisa memotret selfie secantik/setampan mungkin, jadi deh kita beli ponsel yang setiap tahun selalu ada iming-iming lebih bagus, lebih canggih, lebih ringan, bisa masuk kedalam air, etc… etc … yang belum tentu juga kita memerlukannya. Efeknya? Anak kecilpun heboh banget kalo liat tablet, bangun pagi masih berpampers ria sudah pegang gadget, ampun deh.. ^-^




Ah .. ah, sudahlah tentang reduce, bagaimana dengan reuse yang juga diajarkan nenek moyang pada jaman dahulu kala? Entah sih kalau terlalu jadul saya juga ngga bisa memberi contoh. Hanya ingat semasa saya kecil, buku-buku kakak bisa digunakan adiknya, terus turun lagi ke adiknya, begitu terus hingga bukunya sobek. Tapi entah mengapa tradisi itu seolah menjadi tradisi tabu bagi dunia pendidikan karena buktinya setiap tahun ada aja buku baru yang muncul.

Ah itupun bukan urusan kita, pusinggg ^_^ …  Kita membahas reuse yang bisa kita lakukan bersama pak service atau pak reparasi yang ternyata tidak hanya ada di pinggir jalan tapi juga di mall !!!! ……… Iya di mall, saudara-saudaraku yang baik, kita bisa melakukan reuse tanpa harus berpanas ria, kita bisa menunggu tas, sepatu dan jaket direparasi dalam ruangan ber-AC, sambil makan ayam goreng.

Tepatnya di pintu masuk GFC atau Giant Fried Chicken Jl Surapati atau sekarang dikenal dengan nama jalan PH.H. Mustofa nomor 7 Bandung. Disitu bisa ditemukan Stop Shoe yang memberikan pelayanan reparasi tas, sepatu dan jaket. Berapa biaya service-nya? Mengingat lokasinya yang nyaman, cukup murah juga sih, sekitar Rp 30.000, tapi jika mau service besar artinya diganti total bisa mencapai Rp 650.000, contohnya ada sepatu/tas yang rusak karena terbuat dari kulit imitasi. Mau dibuang kok sayang, mungkin ada nostalgia tertentu, kenangan tertentu atau apalah. Nah disini bisa banget dirombak total, beda dengan service lain yang hanya menerima kerusakan tertentu kan?




Stop Shoe juga menerima pengecatan ulang lho, umumnya tas/sepatu/jaket berbahan kulit yang mulai lusuh.  Berapa biayanya?  Ya tergantung besar kecilnya barang. Walah iya, masa sepatu anak kecil sama dengan sepatu boot dewasa? ^_^  ……  Sekitar Rp 250.000 untuk jaket, Rp 175.000 untuk tas dan Rp 150.000 untuk sepatu. 

Nah, sekarang mudah kan memperpanjang usia sepatu?  silakan datang ke Stop Shoe karena bisa menunggu reparasi sepatu sambil makan ayam goreng GFC yang menggoda banget sejak masuk pelataran Giant.  Sehingga jangan heran jika sepatunya nanti berbau harum dan berasa seperti ayam goreng GFC. ^^



Wrote by Maria G Soemitro





Seperti yang sudah saya ceritakan disini, sulit sekali menemukan titik lokasi bank sampah. Karena itu senang sekali mendapat alamat bank sampah dari teman surveyor, terlebih letaknya termasuk familier: di jalan Bojong Kaler. Eh ternyata eh ternyata yaaa, tetep aja sulittttt………, pak RW bilang ngga tau, apalagi warga tentunya. Mereka semua bilang ngga tau, sedih dwehhh  :(

Beruntung ketika mencari alamat pak RW tadi, saya menemukan titik lokasi reparasi milik pak Asep yang DWEEENNNGGGG … bunyinya, karena dia sedang memperbaiki player musik milik langganannya.

Tempat reparasinya hanya mungil kurang lebih berukuran 2 x 1m , tapi lengkap karena pak Asep menerima semua kerusakan peralatan rumah tangga seperti dispenser air minum, kipas angin, televise, AC, kecuali lemari es dan jet pump (pompa air listrik). Lho kenapa? “Saya ingin fokus bu, karena saya juga ahli listrik yang sering diminta bantuan pemasangan listrik , tapi bukan petugas instalasi listrik seperti petugas PLN lho”. 

Saya manggut-manggut setengah paham, untuk saya urusan listrik urusan yang rumit ^^ . Tapi ada kisah yang menarik. Pak Asep ternyata menerima rongsokan (barang bekas/sampah anorganik) listrik dari tukang sampah/tukang rongsok. Contohnya televisi yang dijual rongsokan karena pemiliknya sudah tidak menghendaki. Televisi rongsok tersebut diterima jika masih memungkinkan untuk diperbaiki, untuk kemudian dijual sebagi televisi second hand. Televisi 14’ harganya Rp 250.000 -  Rp 300.000, Sedangkan televise 21’ sekitar Rp 500.000. Segmen pembelinya kelompok bawah yang ingin menikmati siaran televsi dengan anggaran terbatas. 



Hebat  bukan? Televisi bekas yang mungkin hanya dihargai Rp 50.000 ternyata tidak dihancurkan dan berdampak merusak bumi dengan kandungan logam beratnya, tapi direparasi untuk  digunakan ulang.

Salah satu peralatan rumah tangga yang menarik perhatian saya adalah dispenser air minum. Alih-alih dibuang sebagai sampah anorganik, dispenser tersebut bisa diperbaiki disini. Biasanya kerusakan terjadi pada pemanas air sehingga spare part itulah yang diganti. Harganya sekitar Rp 60.000, hampir seharga dispenser murah, tapi jika kita mau menghargai barang agar tidak nyampah, mereparasi barang rusak merupakan solusi jitu.

Ingin mengunjungi Asep Service? Silakan datang ke jalan Bojong Kaler nomor 51, buka dari jam 7.00 pagi hingga pukul 21.00, karena tempat service merangkap tempat tinggalnya.



Wrote by Maria G Soemitro





Entah sejak kapan, setapak jalan yang memisahkan Gedung Pusdai (Pusat Dakwah Islam) dan pemukiman penduduk menjadi lokasi favorit PKL (Pedagang Kaki Lima) di setiap hari Jumat. Sangat banyak ragam yang dijual mulai dari makanan, batu akik hingga pakaian bekas. Pakaian bekas menempati jumlah terbanyak, sayangnya pakaian yang dijual adalah pakaian Cimol. Penjelasan barang Cimol silakan baca disini.

Hingga beberapa waktu lalu saya baru menyadari bahwa ada barang bekas yang jarang ditemui yaitu kabel charger, ponsel jadul, peralatan elektronik dan masih banyak lagi yang umumnya dibuang begitu saja karena pemiliknya tidak tahu harus disalurkan kemana. 

Adalah pak Dani, pak Didi1, pak Hadi, pak Agus, pak Didi2, pak Dedi yang membuka lapak di sepanjang jalan Pusdai. Mereka membeli barang bekas dalam karung yang berisi hasil pemilahan spare part peralatan elektronik. Barang-barang bekas tersebut dikelompokkan seperti berikut:

Apa peranan lapak liar di jalan Pusdai ini? tentu saja sangat membantu pemilik peralatan elektronik yang membutuhkan spare part berharga miring atau sekedar hunting DVD dan barang lain. Sedangkan bagi proses 3 R berkontribusi mengurangi limbah B3 yang terkandung dalam beberapa peralatan seperti gadget yang seharusnya menjadi tanggung jawab produsen.

Sesuai undang – undang pengelolaan sampah nomor 18 tahun 2008, sampah yang tidak dapat didaur ulang dan sulit terurai di tanah merupakan tanggung jawab produsen. Sayang implementasinya belum berjalan, sehingga PKL sangat penting keberadaannya  dalam memperpanjang usia barang sebelum dibuang dan merusak alam. 

Dipihak lain seyogyanya Indonesia tidak gegabah dalam penanganan sampah elekronik karena sesuai rekomendasi RoHS Compliance atau Restriction of Hazardous Substances Directive 2002/95/EC ( Pedoman Pembatasan Bahan Berbahaya) terdapat 6 substansi berbahaya dalam pembuatan peralatan elektronik yaitu:

1. Lead/ Timbal  (Pb) Kegunaan : mempermudah proses pencetakkan, mempermudah fabrikasi, tahan asam dan reaksi elektrokimian.
Penggunaan umum : Pengeras karet, pigmen cat, pelumas, material solder, pelapis campuran dan pembuatan pipa yang tahan korosi.
Pengaruh terhadap kesehatan : Kerusakan sistem saraf, kelemahan di jari-jari, pergelangan tangan atau kaki, tekanan darah tinggi, kerusakkan otak dan ginjal, anemia, keguguran dan impotensi
2. Cadmium/ Kadmium (Cd) Kegunaan : bahan stabilisator untuk plastik dan karet, alat pelindung korosi untuk permukaan besi/metal. Penggunaan umum : Baterai NiCd, bahan pelapis atau plating, elektroda. Pengaruh terhadap kesehatan : gangguan pada pencernaan, gangguan pada paru-paru, muntah-muntah, diare, kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi dan penyakit hati.
3. Mercury/ Air raksa  (Hg) Kegunaan : Tahan lama dan menghasilkan lumen per watt yang lebih banyak, tahanan yang baik dan konduktifitas termal yang efisien.
Penggunaan umum : lampu fluorescent, pigmen anti karat, perlakuan anti bakteri.
Pengaruh terhadap kesehatan : air liur yang berlebihan, kehilangan berat badan, diare, otot kaku dan kerusakkan ginjal.
4. Hexavalent Chromium/ Krom heksavalen (Cr6+) Kegunaan : Tahan terhadap panas dan karat, sangat berguna untuk pigmen, proses akhir besi/metal, pengawet kayu.
Penggunaan umum : Cat, tinta, anti karat, pengering cat.
Pengaruh terhadap kesehatan : hidung basah, bersin, gatal, kerusakkan hati dan ginjal.
5. Polybrominated Biphenyls/ Polybrominated biphenyls (PBB) (PBB) [MCV = 1000 ppm] Kegunaan : Penghambat api dan menambah daya tahan plastic.
Penggunaan umum : Casing (rumah) untuk peralatan atau produk elektrik dan elektronik
Pengaruh terhadap kesehatan : kelainan kulit, rambut rontoh, kerusakan sistem saraf, kerusakkan ginjal dan hati serta sistem kekebalan tubuh.
6. Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDE)/ Polybrominated diphenyl eter (PBDE)—-sama dengan Polybrominated biphenyl (PBB)

Di Indonesia semua zat-zat diatas lazim disebut dengan Logam Berat. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana jika limbah logam berat tersebut dibuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Seharusnya memang ada sinergi antara pengguna peralatan elekronik yang ingin membuang  limbahnya, produsen dan pemerintah sebagai eksekutor regulasi. 

Jadi? Yuk berkontribusi dalam mengurangi sampah elektronik, membuang sampah elektronik dengan menggunakan jasa rongsok seperti di Pusdai ini dan sebelum membeli yang baru ada baiknya mencoba hunting spare part yang diperlukan disini. Buka setiap hari jam 08.00 hingga pukul 15.00 dan siap-siaplah bertemu dengan pemilik lapak yang baik hati dan suka rela memberi penjelasan.


Sumber :
Wikipedia
Wishnuap.com
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ▼  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ▼  Juli (16)
      • ▼  Jul 31 (1)
        • Cikaso, Resah Akibat Ulah Anak Presiden
      • ►  Jul 28 (1)
        • Sepatu Rasa Ayam Goreng
      • ►  Jul 25 (1)
        • Perlu Televisi? Ke Asep Service Ajaaa…
      • ►  Jul 19 (3)
        • Lapak Pak Dani di Pusdai
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates