• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah


13004597161780400072
Ilustrasi/Admin (shutterstock)
Mengapa Australia sebagai produsen Uranium terbesar di dunia, tidak merencanakan membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) ? Mengapa Amerika Serikat sudah 39 tahun tidak lagi membangun PLTN baru?  Prototype  Generasi IV PLTN malah ditawarkan ke  negara-negara Asia dengan promosi  bebas dari kemungkinan melelehnya teras atau bebas kecelakaan nuklir!

Penyebab utamanya karena PLTN menyisakan limbah nuklir dengan tingkat radioaktifitas yang tinggi dalam bentuk Bahan Bakar Nuklir Bekas (BBNB). Limbah nuklir ini sangat berbahaya, bahkan pada saat diambil dari teras reaktor karena sudah tidak ekonomis lagi.  Tingkat bahayanya 1000 kali lebih berbahaya daripada tambang uranium dan baru dapat dinyatakan tidak berbahaya sesudah 10.000 tahun kemudian.

Hingga saat ini masalah BBNB berbahaya belum bisa diatasi dengan baik oleh para ilmuwan dan insinyur nuklir. BBNB berbahaya karena berisi produk fisi yang jumlahnya sekitar 400 radioaktif. Diantara produk fisi tersebut terdapat sekitar 13 radioisotop  yang memiliki umur panjang bahkan sampai jutaan tahun. Selain itu didalamnya terdapat terdapat Pu-239 yang berbahaya yang bisa digunakan sebagai bahan baku senjata nuklir.
storage pool (Jepang)
storage pool (Jepang)
Teknologi closed-cycle memungkinkan BBNB didaurulang dengan cara diambil U-235  dan Pu-239 nya kemudian diproses dan diolah menjadi bahan bakar baru. Sayangnya teknologi ini tidak dapat diterapkan di Indonesia karena Indonesia telah menandatangani Non-Proliferation Treaty (NPT), suatu traktat internasional yang melarang negara-negara penandatanganan memproses Pu-239nya karena dikuatirkan akan digunakan untuk tujuan persenjataan. Negara-negara NPT hanya diperbolehkan menggunakan aplikasi nuklir untuk tujuan perdamaian dan kesejahteraan bangsa serta negara saja.

Teknologi pengelolaan BBNB yang diperbolehkan  NPT adalah Once-through cycleatau open-cycle dengan dua pendekatan :

  • BBNB yang diambil dari teras reaktor karena sudah tidak ekonomis lagi ( setiap 2 tahun sekali), langsung dimasukkan ke storage pool kemudian dipindah ke interim storage (istilah lainnya : Monitored  Retrievable Storage/MRS) yang lebih aman dan mudah diawasi. PLTN jenis baru dapat beroperasi untuk jangka waktu 40 - 60 tahun, jadi dapat dibayangkan storage pool akan penuh terisi BBNB dalam jangka waktu 20 tahun pertama.
  • BBNB disimpan di daerah lokasi penyimpanan lestari (Ultimate Repository) dimana BBNB disimpan untuk selamanya di lapisan tanah dalam dan selamanya tidak akan diambil lagi. Yucca Mountain site di Nevada, Amerika Serikat adalah contoh lokasi yang direncanakan untuk menyimpan BBNB paling tidak selama 10.000 tahun tanpa merusak lingkungan karena kebocoran radiasi. Sayangnya sampai sekarang lokasi tersebut belum mendapat persetujuan Pemerintah Amerika Serikat sebagai kuburan nuklir, karena kekuatiran bocor dan mengkontaminasi lingkungan. Bisa dibayangkan dari 400 PLTN lebih di dunia, BBNBnya sekarang menumpuk dimana-mana karena belum tahu harus diapakan.

waste map (Yucca Mountain)
waste map (Yucca Mountain)
Teknologi  pengamanan untuk menyimpan BBNB di penyimpanan lestari ada dua , yaitu engineered barrier dan natural barrier.

Engineered barrier terdiri dari matrix  BBNB itu sendiri, kelongsongnya dan kontainer limbah nuklir atau BBNB-nya.
Kontainer limbah nuklir yang  berisi BBNB dimasukkan kedalam 400 m - 600 m di bawah tanah. Kontainer harus sanggup bertahan menjaga dan mengungkung BBNB yang terdiri dari isotop-isotop  radioaktif sehingga tidak bocor , minimal selama 10.000 tahun. Kalaupun terjadi kebocoran, natural barrier yang berisi pasir, kerikil, batuan dan semen akan sangat memperlambat radiasi yang bocor ke lingkungan manusia, hewan dan tumbuhan.

Mengingat sifat BBNB yang sangat radioaktif, maka pembuatan kontainer limbah nuklir harus special dan tidak sembarangan dibuat. Faktor manusia sebagai pengelolanyapun diusahakan sesedikit mungkin.  Kontainer yang paling popular adalah Multi-purpose container (MPC) yang dipakai untuk menyimpan BBNB semenjak di storage pool hingga dikirim ke penyimpanan sementara atau penyimpanan lestari.

Hanya diperlukan 1 MPC sehingga pekerjanya tidak terkena paparan radiasi BBNB.
13004558211634832057
castor nuclear waste containers
Teknologi lain yang dapat menghabisi BBNB dengan cepat sehingga aman 100 % bagi lingkungan adalah transmutasi inti (nuclear transmutation).
Teknologi ini sudah berhasil digunakan di laboratorium namun karena biaya yang sangat tinggi sehingga tidak ekonomis dan masih jauh untuk diaplikasikan di skala industry.

Teknologi PLTN memang terus dikembangkan dan hingga generasi IV bisa dikatakan sangat aman dan tidak perlu ada kekhawatiran  dalam implementasinya sebagai penyedia listrik yang handal, aman dan ekonomis.

Sebaliknya teknologi limbah nuklir harus dikembangkan karena aplikasinya belum memuaskan dan bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan hidup.

60 tahun yang lalu, Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa mereka bisa dengan mudah mengatasi limbah nuklir terutama BBNB-nya. Namun nyatanya hingga saat ini, tahun 2011 AS masih dipusingkan dengan limbah nuklirnya yang menumpuk di storage pool, di interim storage atau MRS-nya.

Yudiutomo Imardjoko, ahli Nuklir dari UGM mempunyai saran untuk PLTN yang rencananya akan dibangun di Indonesia yaitu Program PLTN Berkelanjutan. Yaitu 10 PLTN pertama berdaya minimal 1000 MW (e) berjenis light water reactor atau heavy water reactor.

Selanjutnya diikuti dengan implementasi PLTN tipe Breeder reactor tanpa melalui pemrosesan ulang, tapi cukup reuse saja. Dengan pendekatan ini maka Indonesia tidak akan melanggar NPT, dilain pihak limbah nuklir yang dihasilkan breeder reactorsangat kecil radiasinya , lebih kecil dari radiasi alam (background radiation) sehingga aman dibuang ke lingkungan.

Pertanyaannya : Apakah saran diatas tidak akan melanggar ketentuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)? Karena salah satu ketentuan BAPETEN adalah PLTN harus menggunakan teknologi teruji (proven technology). Teknologi teruji di definisikan dengan adanya PLTN yang dijadikan referensi dan telah beroperasi selama  minimal 3 tahun. Bila PLTN yang direncanakan belum ada contohnya di dunia ini maka BAPETEN berhak menolaknya.

Pertanyaan akhir : Apakah iming-iming PLTN bisa menghasilkan energy listrik dalam jumlah besar dan stabil serta tidak banyak menghasilkan gas rumah kaca seimbangdengan limbah beracun yang harus ditanggung bumi dan menjadi warisan anak cucu hingga 10.000 tahun kemudian ?

Sumber :
Ir. Yudiutomo Imardjoko M.Sc. Ph.D (pengajar FT-UGM)
Majalah Energi edisi Februari 2011
tulisan terkait :
  • Hadapi Krisis Energi, Indonesia Siapkan Bauran Energi 2025

  • Reaktor Nuklir Jepang Sebagai Acuan Bauran Energi Indonesia

  • Mengapa Indonesia Memilih Nuklir ?
sumber gambar : disini,  disini,  dan disini
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ▼  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ▼  Juli (1)
      • ▼  Jul 29 (1)
        • Limbah Nuklir: High Risk dan High Cost
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates