• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah




Proses pemilahan bekas kemasan plastik dapat menjadi proses yang sulit, memakan waktu, tenaga dan uang apabila terjadi kesalahan dalam proses pengumpulan bekas kemasan.

Proses dimulai ketika produk akan digunakan, kemasan harus digunting tepat di bagian atas, karena apabila bekas kemasan sobek ditengah, kerajinan yang dihasilkan cenderung rapuh dan mudah sobek.
Selain itu bekas kemasan harus dicuci setelah isinya habis, karena isi kemasan yang tercecer cenderung mengotori bekas kemasan lain yang biasanya dikumpulkan pada suatu tempat.

Bisa dibayangkan apabila bekas kemasan kecap disatukan dengan bekas kemasan detergent, makanan camilan dan minyak goreng. Semua dalam keadaan kotor.
Binatang pengerat, kecoa, semut bahkan lalat dengan senang hati akan berkumpul disitu hingga mengotori rumah.

Padahal penanganannya mudah, setiap bekas kemasan yang telah kosong dapat dibersihkan dengan air mengalir yang bersih.
Khusus bekas kemasan minyak goreng, biasanya disiram air panas (bekas merebus telur atau sayuran), kemudian dicuci bersama peralatan makan lain.
Setelah ditiriskan beberapa jam dapat disatukan dengan bekas kemasan lain.
Insya Allah penerima bekas kemasan yang bersih tadi mengucapkan terimakasih karena telah menerima bahan baku kerajinan, bukannya sampah tak berguna !
Wrote by Maria G Soemitro
Jumat, 20 November 2009

Pertanyaan ini pasti akan pedas dilontarkan aktivis lingkungan hidup !
Karena recycle adalah pintu terakhir, ketika pintu pertama dan kedua yaitu reduce dan reuse sudah dicoba untuk dibuka .......
Tetapi mungkinkah mengharapkan kebiasaan menghamburkan kantung plastik(kresek) dapat dihentikan dengan mudah ?
Atau bahkan merubah paradigma berfikir konsumtif menjadi green konsumen ?
Perlu waktu lama ..............!!!
Perlu kerjasama banyak fihak : pemerintah dengan institusi yang terkait, produsen, LSM dan tentunya masyarakat yang sudah terlanjur "mencintai pola hidup instant" !

Selain itu bagaimana menyikapi serangan kemasan berwarna-warni yang menjadi wadah kebutuhan pokok masyarakat ?
Suatu mimpi yang aneh apabila mengharapkan konsumen membawa wadah sendiri untuk setiap item produk yang dibelinya .
Jalan satu-satunya hanyalah membuka pintu darurat yaitu recycle agar bekas kemasan tidak menumpuk.
Agar sekitar 20 % dari total sampah berkurang untuk direcycle menjadi produk berguna lainnya.
Mungkin menjadi kertas daur ulang, plastik daur ulang .......
Dan yang tengah kami rintis adalah kerajinan dari plastik bekas kemasan.
Bekas kemasan dibersihkan, digunting, dijahit atau dianyam menjadi berbagai kerajinan.
Itupun belum mencapai 20 % karena kesadaran masyarakat memisahkan sampah masih rendah.
Selain itu panjangnya proses produksi membuat banyak pelaku terhenti.
Panjangnya proses produksi yang menyangkut juga lamanya produksi mengakibatkan harga produk kerajinan menjadi tinggi.
Satu-satunya jalan adalah harus ada yang mengorganisir dengan profesional.
Ketika bekas-bekas kemasan tersebut disetorkan oleh pihak-pihak yang dengan sukarela memisahkan sampah harus segera direspons untuk diambil dan dikumpulkan di suatu tempat karena tidak semua bekas kemasan tersebut dapat langsung diproses.
Ada beberapa yang harus dicuci karena kotor.
Setelah dicuci harus dipilah dikeringkan , baru kemudian dibuat kerajinan.
Kerajinanpun harus dibuat sesuai pasar.
Karena tanpa pasar yang mau menerima dan membeli, produk recycle tersebut hanya seonggok sampah tak berarti.
Seonggok sampah yang berakhir di tempat sampah untuk dibuang oleh "si Emang sampah" ke TPS.

509041863350335216
Wrote by Maria G Soemitro












Pengumpulan bekas kemasan plastik dimulai dari pemisahan sejak awal ketika setiap individu menghasilkan limbah.
Limbah/sampah dibagi menjadi limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organik dibuat kompos.

Limbah kertas dan plastik bening diberikan pada pemulung untuk menambah penghasilan mereka.
Sedangkan plastik bekas kemasan deterjen, sabun cair, cairan pembersih lantai dll dikumpulkan tersendiri.
Ibu-ibu biasanya membawa tas plastik berisi limbah anorganik (seperti dalam gambar) ke pengajian untuk disetorkan dan dikumpulkan ke suatu tempat.

Proses produksi yang sesungguhnya barulah terjadi di tempat tersebut, dimana bekas kemasan dipilah berdasarkan ukuran, warna, bahkan layak dan tidak layak untuk diteruskan ke proses selanjutnya.
Beberapa yang terlalu kotor dan bau sehingga tidak layak proses, akhirnya akan berbaur menjadi sampah yang dikirim ke TPS.
Tetapi makna dari semuanya, kami sudah berusaha meminimalkan jumlah sampah yang harus berakhir ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) dan TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir)
Wrote by Maria G Soemitro
Limbah hanyalah satu kata yang bermakna banyak.
Limbah selalu diasosiasikan dengan sisa makanan yang harus dibuang, bau, jorok. menjijikkan, singkirkan jauh-jauh dari pandangan kita.

Tapi limbah dapat dianalogikan dengan permata.
Yang tidak berarti apa-apa kecuali sekumpulan batu kotor.
Sekumpulan batu kotor yang ketika dibersihkan, digosok dan didisain hingga menjadi perhiasan, berubah menjadi barang yang diburu orang.

Nasib yang sama akan berlaku pada limbah.
Apabila setiap individu mau bertanggung jawab dengan limbahnya, niscaya ia akan berubah menjadi permata.
Yang menyuburkan tanah ketika sampah organik berubah menjadi kompos.
Yang mendatangkan rupiah ketika sampah plastik, kertas dan gelas dijual oleh pemulung.
Yang mendatangkan rupiah lebih banyak ketika sampah organik didaur ulang.

Dan kami mengajak ibu-ibu rumah tangga.
Agar mau menyisihkan waktu mereka yang begitu sedikit.
Memisahkan limbah rumah tangga mereka dan mendaur ulang menjadi beragam kerajinan .............tas, dompet, tempat tissue, celemek ..............
Harapan kami mungkin terlalu banyak.
Agar ibu-ibu rumah tangga yang peduli terhadap lingkungan disekelilingnya ini dapat membawa pulang selembar demi selembar uang ..........
Hingga mereka dapat berdaya sekaligus memelihara lingkungannya ..........
Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 22 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ▼  2009 (4)
    • ▼  Desember (3)
      • ▼  Des 23 (2)
        • Pemilahan Bekas Kemasan
        • Mengapa Harus Recycle ?
      • ►  Des 04 (1)
        • Pengumpulan Bekas Kemasan
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)
        • Permata Dibalik Limbah

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates