• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

About Me



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




Bandung Zero Waste

Gaya Hidup Nol Sampah untuk Wujudkan Indonesia Bebas Sampah

  
bandung zero waste
sumber: azocleantech.com

 Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengirim makanan bergizi, pemerintah malah menyiapkan makanan/minuman manis, maka apa yang akan terjadi?

Dalam sekejap mereka akan merasa kenyang bukan? Namun sesudah itu rasa lapar akan menjadi-jadi. Mereka akan terus-terusan mencari makanan/minuman manis. 

Peristiwa tersebut tak akan terjadi apabila sejak awal mereka mengonsumsi nasi dan lauk pauk bergizi serta segelas air putih.

Kurang lebih demikian analogi keberadaan ecobrick. Aktivitas yang mengasyikan ini sangat melenakan, sehingga bukannya mengurangi sampah, masyarakat malah justru produktif menghasilkan sampah.

Akhirnya target Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 2018, yaitu: Indonesia Bersih Sampah 2025, jadi jauh panggang dari api. 

Baca juga:

5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan

Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities

Daftar Isi:

  • Jauh Panggang dari Api, Indonesia Bersih Sampah 2025
  • Apa Salah Ecobrick?
  • Cara Mudah Menuju Indonesia Bebas Sampah

Indikatornya mudah, bisa dilihat dari aktivitas truk sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Apakah jumlah sampah yang dibuang berkurang? Atau malah bertambah banyak?

Ternyata bertambah parah. Menurut bandung.kompas.com, akibat antrean panjang, para supir truk menghabiskan waktu 24 jam untuk membuang sampah dari TPS ke TPA. Sementara dalam kondisi normal, para sopir bisa mengangkut sampah  2-3 kali/hari.

Ah itu kan kasus sampah Bandung dan sekitarnya.

Ups percayalah teman, sejak longsornya TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005, yang memakan korban 143 warga, mengubur 71 rumah dan 2 kampung, kemudian disusul “Bandung Lautan Sampah” karena TPA ditutup. Warga Bandung bertekad tak ingin peristiwa memilukan dan memalukan tersebut, terulang lagi.

Karena itu, muncul berbagai program penanganan sampah, seperti: program biodigester (mengubah sampah menjadi gas untuk memasak), Gerakan Diet Kantong Plastik (GDKP), Bandung Food Smart City  serta tentu saja program Zero Waste Cities.

Dari beberapa program di atas, bisa disimpulkan bahwa aktivitas pembuatan ecobrick sangat bertentangan dengan rules yang selama ini berjalan, bukan?

Apa Salah Ecobrick?

Mmm……masih gak paham, nih.

Baik, begini ceritanya. Ecobrick konon ditemukan oleh Rusel Maier seorang seniman Kanada di Filipina. Dibuat dari botol bekas air mineral yang diiisi sampah plastic, ecobrick biasanya disusun meja, kursi, dan dinding suatu bangunan.

Bisa dilihat, aktivitas ini mengutamakan proses ke 3 dari slogan 3 R, yaitu: Reduce, Reuse dan Recycle. Recycle merupakan gerbang terakhir ketika kita  “terpaksa” menghasilkan sampah.

Dikatakan “terpaksa”, karena kita telah mencoba “reduce” dan “reuse dulu. Atau dengan kata lain, jangan melompat ke proses “recycle” untuk mengatasi masalah sampah.

Apabila dirangkum, berikut ini beberapa penyimpangan ecobrick yang bertentangan dengan tujuan Indonesia Bebas Sampah.

1. Salah Nama

Sejak awal penamaan ‘ecobrick’ telah salah. “Brick’ artinya bata, sedangkan ‘eco’ berasal dari bahasa Yunani oikos (tempat hidup) yang dikemudian hari digunakan untuk membahas mahluk hidup dan lingkungannya. Sementara kita tahu, bahan baku ecobrick bukanlah mahluk hidup.

Jadi, mengapa menggunakan kata “ecobrick”? Entahlah, mungkin karena penemunya seorang seniman, bukan ilmuwan di bidang lingkungan hidup.

2. Gula-gula Ecobrick 

Pembuatan ecobrick hanya menunda masalah. Mirip analogi makanan/minuman manis di atas, semula masalah sampah nampak beres, namun kemudian pelaku aktivitas ecobrick akan merasa ‘lapar sampah’. 

Alih-alih melakukan step pertama dari 3 R, yaitu: Reduce, mereka akan terus-terusan ‘nyampah’ karena mereka berpikir: “Toh nanti bisa dipakai untuk ecobrick’.

Padahal kita tahu. kunci penyelesaian masalah sampah adalah perubahan gaya hidup. Selama gaya hidup tak berubah, masalah sampah tak kunjung teratasi, bahkan akan bertambah parah.

3. Rawan Penyelewengan

Mengenal dekat dengan beberapa pelaku kerajinan sampah plastik, saya kerap menemukan penyelewengan.

Biasanya terjadi ketika permintaan produk meningkat, sementara mereka tak punya stok sampah. Atau ada kalanya konsumen meminta warna tertentu yang tak dimiliki pelaku kerajinan.

Demi memenuhi pesanan, para pelaku kerajinan ini mengambil jalan pintas, mereka membeli produk baru, menuang isinya ke ember, kemudian membuat kerajinan dari kemasan produk baru tersebut.

Serem banget ya?

bandung zero waste
sumber: instagram.com/@mariagsoemitro


4. Menghambat Ekonomi Keberlanjutan

Pernah melihat botol air mineral di atas? Merupakan upaya salah satu perusahaan yang terkenal dengan slogan “One Planet One Health” untuk mewujudkan circular economy atau ekonomi yang berkelanjutan.

Caranya dengan mengumpulkan sampah botol mereka, kemudian memprosesnya hingga layak digunakan ulang/sesuai standar kemasan air minum.

Dengan adanya aktivitas ecobrick, perusahaan lain yang seharusnya mengikuti langkah tersebut jadi malas. Sementara sumber daya alam semakin menipis. Generasi mendatang membutuhkan sumber daya alam yang sama untuk keberlangsungan hidup mereka.

5. Pemerintah akan Menganggap Masalah Sampah Sudah Teratasi

“Masyarakat sudah mengolah sampah, kok,” demikian kira-kira pendapat pemerintah saat melihat aktivitas pembuatan ecobrick. Mirip analogi masyarakat kelaparan yang ngemil makanan manis dan minum es sirup.

Padahal seperti telah diuraikan di atas, masalah sampah hanya tertunda. Sampah hanya berubah bentuk dari tumpukan sampah menjadi tumpukan ecobrick.

Keberaan aktivitas ecobrick membuat pemerintah lalai. Mereka melupakan tanggungjawab melaksanakan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yang esensinya mengubah perilaku masyarakat agar mau memilah sampahnya.

Cara Mudah Menuju Indonesia Bebas Sampah

Daripada ngemil makanan manis, mengapa tidak makan nasi dan lauk pauknya?  Daripada membuat ecobrick, mengapa tidak memilah sampah? Dengan memilah sampah dan mengompos sampah organik, masyarakat telah menyelesaikan sekitar 50 persen sampah di rumahnya sendiri.

Mengompos itu mudah, bahkan andaikan Anda tidak memiliki lahan. Akan saya tulis lain kali ya? Selain memilah sampah, 3 cara mudah di bawah ini akan berkontribusi mengurangi jumlah sampah sejak awal (di hulu), karena ketika sampah telah keluar rumah, akan sulit diatasi.

   

bandung zero waste
sumber: maria-g-soemitro.com

1. Pilih Belanja Curah, Hindari Kemasan Sachet

Di atas adalah contoh kemasan sachet. Ada lapisan alumunium bukan? Nah perusahaan recycle hanya memproses bahan yang sama, misalnya plastic jenis A dengan jenis A. Kertas dengan kertas. Demikian seterusnya.

Lapisan alumunium sulit dilepas dari plastik, biaya keekonomiannya terlalu tinggi. Jalan satu-satunya memusnahkan sachet seperti itu hanya dengan dibakar, yang kita semua tahu akan mencemari lingkungan.

Cemilan berukuran besar seperti Chitato, Chiki dan lainnya juga menggunakan kemasan berlapis alumunium agar produk mereka tetap krispi. Jadi, mengapa tidak belanja cemilan curah dan menyimpannya dalam toples kedap udara?

  

bandung zero waste
sumber: ypbb.bandung

2. Gunakan Kantong Plastik Semaksimal Mungkin

Sulit melepas kebiasaan menggunakan kantong plastik? Gak apa apa kok. Keberadaan plastik memang sulit tergantikan bahan lainnya. Plastik memiliki sifat lentur, ringan, anti air dan masih banyak lagi.

Yang harus kita hindari adalah pemakaian plastik sekali pakai. Jadi simpanlah kantong plastik untuk digunakan ulang, kemudian gunakan semaksimal mungkin atau sampai plastik tersebut sobek.

Kantong plastik yang kotor bisa dicuci, gantung hingga kering dan gunakan lagi (gambar di atas).

3. Gunakan Tumbler

Jika punya tumbler, mengapa harus nyampah botol plastik? Gak penting banget kan? Terlebih pasar menyediakan tumbler beraneka bentuk dan warna.

Ini bukan soal kemampuan membeli air mineral dalam kemasan (AMDK), tapi soal kepedulian kita akan generasi yang akan datang.

Apakah kita akan mewarisi sumber daya alam yang terkelola dengan baik? Ataukah kita akan mewarisi mereka dengan sampah?

Baca juga:

Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Sano, Sang Pencetus Diet Kantong Plastik


Wrote by Maria G Soemitro
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT AUTHOR



Haloooo, saya Maria G Soemitro, seorang ambu (ibu = Bahasa Sunda) dengan 4 orang anak.
Blog ini didedikasikan khusus untuk berbagi perihal sampah. Mengenai saya selengkapnya ada disini Saya bisa dihubungi di ambu_langit@yahoo.com




LATEST POSTS

  • Rumah Kompos Di Antapani
    Rumah Kompos Bina Usaha Sejahtera (dok Maria G. Soemitro) Tulisan ini merupakan sequel dari dari : “Sekali Tepuk Dua Tempat” ...
  • 5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan
           5 Langkah Atasi Sampah Plastik untuk Bumi yang Berkelanjutan “Say no to Plastics” Demikian bunyi  banner yang kerap bersliweran di ha...
  • Stop Tayangan OVJ, atau Ganti Property !
    Anak anak tertawa Ibu ibu tertawa Para bapak juga tertawa Gara gara aksi Sule, Azis, Nunung, Andre dan Parto Bercanda...
  • Belajar Dari Pak Herry, Newbie di Persampahan
      lapak pak Herry Manisnya   bisnis persampahan nampaknya menarik minat pak Herry 3 tahun silam. Sebagai newbie, dia tak segan-...
  • Yuk Bikin Bank Sampah di Lingkunganmu
    “Duh, ibu rajin sekali angkat-angkat sampah” Kalimat satire tersebut akrab didengar pengurus Bank Sampah. Maksudnya, ih ibu kok mau si...
  • International Plastic Bag Free Day, Emang Gue Pikirin........ ??
    Maukah Anda Berdiet Kantung Plastik? Hari Bebas Kantung Plastik Sedunia tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal  3 Juli 2011 . Tah...
  • Jangan Tertipu Jargon Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    Tas ramah lingkungan terbuat dari campuran singkong (dok. Maria G Soemitro) Yang dimaksud kantong plastik ramah lingkungan disini t...
  • Kawasan Bebas Sampah, Langkah Awal Menuju Zero Waste Cities
    source:abnamro.com Dalam 20 tahun terakhir, gerakan No Waste yang kemudian berubah menjadi Zero Waste, bergaung secara masif di A...
  • Kisah Absurd Kantong Plastik Ramah Lingkungan
    kantung plastik ramah lingkungan (dok. Maria Hardayanto) “Hai air, jangan banjir dulu ya………. Aku belum hancur nih. Waktu ur...
  • Kesejahteraan Pemulung Yang Terabaikan
    dok. Yayasan Kontak Indonesia Pemulung dinobatkan sebagai pahlawan lingkungan? Sudah sangat sering didengungkan. Khususnya karena...

Advertisement

Diberdayakan oleh Blogger.
Foto saya
Maria G Soemitro
Lihat profil lengkapku

Waspada, Gagal Paham Ecobrick!

   sumber: azocleantech.com   Waspada, Gagal Paham Ecobrick! Andai ada kasus: Masyarakat di suatu kawasan kelaparan. Namun alih-alih mengiri...

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ▼  2023 (1)
    • ▼  Februari (1)
      • ▼  Feb 22 (1)
        • Waspada, Gagal Paham Ecobrick!
  • ►  2022 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 28 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 28 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 10 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  April (2)
      • ►  Apr 18 (1)
      • ►  Apr 09 (1)
  • ►  2017 (7)
    • ►  November (2)
      • ►  Nov 23 (1)
      • ►  Nov 17 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 19 (1)
    • ►  Mei (3)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 11 (2)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Oktober (4)
      • ►  Okt 09 (4)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 25 (2)
  • ►  2015 (61)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 14 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
    • ►  Agustus (8)
      • ►  Agu 18 (1)
      • ►  Agu 11 (2)
      • ►  Agu 09 (2)
      • ►  Agu 02 (1)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (16)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 25 (1)
      • ►  Jul 19 (3)
      • ►  Jul 18 (2)
      • ►  Jul 15 (2)
      • ►  Jul 13 (2)
      • ►  Jul 07 (3)
      • ►  Jul 05 (1)
    • ►  Juni (16)
      • ►  Jun 30 (2)
      • ►  Jun 29 (2)
      • ►  Jun 28 (2)
      • ►  Jun 25 (2)
      • ►  Jun 24 (2)
      • ►  Jun 11 (1)
      • ►  Jun 10 (1)
      • ►  Jun 09 (1)
      • ►  Jun 06 (1)
      • ►  Jun 04 (1)
      • ►  Jun 03 (1)
    • ►  Mei (5)
      • ►  Mei 14 (2)
      • ►  Mei 03 (2)
      • ►  Mei 01 (1)
    • ►  April (1)
      • ►  Apr 24 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 21 (1)
    • ►  Februari (12)
      • ►  Feb 22 (1)
      • ►  Feb 21 (1)
      • ►  Feb 16 (2)
      • ►  Feb 11 (2)
      • ►  Feb 10 (1)
      • ►  Feb 09 (1)
      • ►  Feb 06 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
      • ►  Feb 03 (2)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 21 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 11 (1)
  • ►  2012 (20)
    • ►  Desember (2)
      • ►  Des 29 (2)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 27 (1)
    • ►  September (5)
      • ►  Sep 21 (1)
      • ►  Sep 20 (3)
      • ►  Sep 07 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 01 (2)
    • ►  Juli (1)
      • ►  Jul 29 (1)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 25 (1)
    • ►  Mei (2)
      • ►  Mei 18 (1)
      • ►  Mei 17 (1)
    • ►  Maret (4)
      • ►  Mar 19 (2)
      • ►  Mar 17 (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 29 (1)
      • ►  Feb 14 (1)
  • ►  2011 (15)
    • ►  Oktober (2)
      • ►  Okt 13 (2)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 04 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 09 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 31 (1)
    • ►  April (5)
      • ►  Apr 10 (1)
      • ►  Apr 07 (2)
      • ►  Apr 05 (1)
      • ►  Apr 03 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 16 (2)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 21 (1)
  • ►  2010 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 29 (3)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 12 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 26 (1)
    • ►  Januari (1)
      • ►  Jan 05 (1)
  • ►  2009 (4)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 04 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 16 (1)

Label

3 R adipura B3 BandungJuaraBebasSampah bank sampah barang bekas BebasSampahId biodigester biogas debat ilmuwan ecobrick energi Environmental Sustainability Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik industri kreatif Iriana Jokowi kantong plastik kantung plastik keresek KESEJAHTERAAN lifestyle MASA DEPAN CERAH pengepul pengomposan PERENCANAAN KEUANGAN pernak pernik photography pilah sampah ramah lingkungan regulasi reparasi Reverse Vending Machine Ridwan Kamil sampah anorganik sampah organik solusi limbah sosok styrofoam SUN LIFE zero waste

Translate

Laman

  • Halaman Muka
  • green planet
  • Kaisa Indonesia

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Copyright © 2016 Bandung Zero Waste. Designed by OddThemes & Blogger Templates